JABAR EKSPRES – Pentas seni dan pelepasan siswa kelas VI di SDN Cigugur Tengah, Kota Cimahi, bukan sekadar seremoni akhir tahun.
Di tengah regulasi pelarangan perpisahan di luar sekolah oleh Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Cimahi, sekolah ini justru menghadirkan sebuah inovasi yang sarat makna. Acara berlangsung sepenuhnya di lingkungan sekolah, dengan pendekatan yang hemat, humanis, dan mendidik.
Kepala SDN Cigugur Tengah, Dewi Cahyanti, mengatakan kegiatan ini disusun bukan hanya untuk seremoni semata, melainkan sebagai wadah pengembangan potensi dan kreativitas siswa dari kelas I hingga VI.
Baca Juga:Baru Dilantik, Ivan Ade Sofiyan Dorong Konsolidasi NasDem Menuju Pemilu 2029Klaim Harga Minyakita Turun Padahal Masih Jauh di Atas HET?
Tanpa anggaran satu rupiah pun, seluruh pelaksanaan kegiatan melibatkan kolaborasi antara siswa, guru, orang tua, dan komite sekolah.
“Adanya keinginan dari sekolah untuk menggali potensi peserta didik, namun ada regulasi untuk tidak memungut apa pun pada orang tua. Sehingga dibuatlah tema baju kasual, dengan harapan siswa dapat memakai baju yang dimiliki di rumah tanpa merepotkan orang tua dengan membeli atau menyewa kostum,” kata Dewi saat ditemui di sela kegiatan pada Selasa, (17/6/2025).
Beberapa kelas bahkan tampil unik dengan kostum buatan tangan yang dibuat dari keresek dan karung bekas. Inisiatif ini datang langsung dari orang tua siswa yang ingin mendukung keberagaman tampilan tanpa membebani biaya tambahan.
“Untuk menyeragamkan, ortu berinisiatif pada beberapa kelas membuat kostum dari keresek dan karung bekas,” lanjut Dewi.
Dekorasi pun dirancang dengan prinsip keberlanjutan. Barang-barang bekas seperti kain jarik, bungkus kopi, tas hajatan, dan bahan plastik bekas dimanfaatkan secara kreatif untuk mempercantik panggung acara.
Tenda utama disusun dari sambungan beberapa kain samping, direkatkan menggunakan hekter.
“Memanfaatkan bahan bekas, artinya untuk pelaksanaan perpisahan ini meminimalisir budget. Dan kita pentas seni dengan 0 rupiah,” tegas Dewi.
Baca Juga:Sambut Libur Sekolah, Whoosh Rute Pendek Hanya Rp75 Ribu!Gelar Aksi Unjuk Rasa, Mahasiswa Papua di Bandung Desak Cabut Izin PT GAG Nikel
Persiapan berlangsung selama dua minggu, dengan latihan rutin setiap pulang sekolah. Meski singkat, semangat siswa tidak surut. Mereka terlibat aktif dalam perencanaan penampilan, pemilihan jenis tampilan, hingga desain kostum.
Untuk siswa kelas tinggi, kostum dibuat sendiri dibimbing guru di sekolah. Sedangkan untuk siswa kelas bawah, kostum disiapkan bersama orang tua di rumah, tetap di bawah pantauan guru.