“Laboratorium ini harus bisa mencetak pemuda yang bisa masuk ke partai politik, jadi pengusaha, dan bermanfaat bagi kota Cimahi,” ujarnya.
Barkah kembali menekankan pentingnya memilih ketua yang bukan sekadar populer, tapi benar-benar memahami kebutuhan dan masa depan pemuda.
“Ketua yang terpilih nanti harus paham kepemudaan, paham bagaimana cara berwirausaha, berkarya, dan sebagainya. Sehingga benar-benar bisa jadi manfaat untuk para pemuda di Kota Cimahi,” tegas Barkah menutup. (Mong) Jelang Muscab KNPI Cimahi, Soroti Figur Pemuda yang Tumbuh dari Tanah Cimahi
Baca Juga:Flyover Nurtanio Tak Kunjung Rampung Dikeluhkan WargaMenilik Mural Kampung Binong yang Libatkan Perempuan Disabilitas
CIMAHI, JABAR EKSPRES – Menjelang Musyawarah Cabang (Muscab) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Cimahi yang dijadwalkan berlangsung bulan depan, suara-suara soal harapan masa depan organisasi mulai terdengar lantang.
Salah satunya datang dari Barkah Setiawan, mantan Sekretaris KNPI Kota Cimahi yang kini duduk sebagai Anggota DPRD Kota Cimahi dari Fraksi Gerindra.
Barkah menilai Muscab kali ini harus mampu melahirkan pemimpin muda yang benar-benar memahami Cimahi dan persoalan kepemudaan.
“Saya berharap calon-calon KNPI itu betul-betul tumbuh dari kota Cimahi, yang mengerti Cimahi dan paham tentang kepemudaan,” kata Barkah saat ditemui di Gedung R. Harsoyo, Setiamanah, Cimahi Tengah, Sabtu malam, 14 Juni 2025.
Menurut Barkah, KNPI adalah laboratorium kaderisasi anak muda. Maka, kata dia, dibutuhkan figur yang mumpuni, yang mampu membina dan mengawal pemuda agar tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan berdaya saing.
Ia juga menyebut, pemerintah Kota Cimahi maupun DPRD harus memberi ruang seluas-luasnya bagi tumbuhnya generasi muda yang berkualitas.
“Silakan bersaing di sana, silakan tempur di sana, silakan berperang di sana,” ujarnya optimistis.
Baca Juga:Tak Mau Telat, Bupati Bogor Rela Nginap di Pendopo demi Acara Helaran Budaya543 Tahun Bogor: Merajut Nusantara dalam Helaran Budaya Akbar 2025
Meski begitu, Barkah menekankan pentingnya kesatuan di kalangan pemuda pasca-Muscab. Siapa pun yang terpilih, kata dia, harus mampu menyatukan seluruh potensi kepemudaan di Cimahi.
“Jangan sampai tercerai-berai, KNPI itu harus jadi wadah semua elemen,” kata Barkah.
Ia pun menyoroti tantangan besar yang dihadapi KNPI, terutama soal pendanaan. Menurutnya, selama ini APBD hanya mampu menyokong sekitar Rp250-300 juta per tahun.
Jumlah itu tidak sebanding dengan kebutuhan pembinaan ratusan Organisasi Kepemudaan (OKP) yang ada di Cimahi.
