Sekolah Gratis di Ujung Harapan: Mimpi Anak Bandung dalam Mengenyam Pendidikan

Ilustrasi: Siswa SD di Kota Bandung saat melakukan upacara beberapa waktu lalu. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Ilustrasi: Siswa SD di Kota Bandung saat melakukan upacara beberapa waktu lalu. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

Sadam Husen Soleh Ramdhani, Jabar Ekspres

Di sebuah gang sempit di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, Fildzah (11) sibuk menulis di buku catatan sekolahnya. Sambil duduk di lantai rumah kontrakan berukuran 4×5 meter, ia bercerita tentang impiannya menjadi perawat.

“Aku pingin sekolah terus, pengen jadi perawat, biar bisa nyembuhin orang-orang sakit,” katanya sambil tersenyum malu-malu.

Namun raut muka penuh kekhawatiran terpancar pada anak yang seharusnya sibuk menghias memori indah pada masa kecilnya. Ketakutan akan kelangsungan pendidikan kedepan nyatanya jadi soal.

Baca Juga:Sat Narkoba Polresta Bogor Kota dan Polres Bogor Gerebek Gudang Produksi Miras IlegalDigitalisasi atau Pemborosan? DPRD KBB Beli 50 Tablet Saat Negara Lagi Irit

“Tapi katanya nanti kalau masuk SMP swasta itu mahal, ada uang ini-itu. Jadi kata mamah aku sebisa mungkin harus masuk sekolah negeri.” ucapnya penuh harapan.

Fildzah bukan satu-satunya anak di Kota Bandung yang menyimpan kekhawatiran itu. Ribuan anak dari keluarga berpenghasilan rendah berharap bisa menikmati pendidikan yang benar-benar gratis.

Harapan itu kembali menguat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan penting soal pemerintah wajib menggratiskan pendidikan dasar, baik di sekolah negeri maupun swasta, sesuai dengan amanat Pasal 31 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Putusan ini menjadi sorotan nasional karena mempertegas tanggung jawab negara dalam menjamin hak pendidikan bagi semua warga.Tapi di Kota Bandung, sebagaimana di kota-kota lain di Indonesia, pelaksanaan di lapangan menjadi ujian utama. Realitasnya masih jauh dari kata ideal.

Layaknya kuota sekolah negeri masih terbatas, dan persaingan masuk kerap membuat anak-anak dari keluarga miskin tergeser ke sekolah swasta yang mematok biaya lebih tinggi.

Orangtua Fildzah, Yanti, hanya bisa berharap putusan MK benar-benar dijalankan di lapangan.

“Kalau semua bisa gratis, anak saya enggak perlu mikir uang sekolah lagi. Cuma tinggal semangat belajar,” katanya.

Baca Juga:Presiden Prabowo Berikan 58 Ekor Sapi Kurban di Kabupaten BogorLewat Live di Sosmed, Seorang Pedagang Hewan Kurban di Bandung Mengaku Berhasil Tingkatkan Penjualannya

Fildzah bercerita, ia dan teman-temannya sudah mulai membicarakan soal masa depan bersama. Beberapa ingin jadi guru, ada yang ingin jadi teknisi komputer, ada juga yang bercita-cita menjadi polisi. Namun semua punya satu keresahan yang sama: bisa lanjut sekolah atau tidak.

“Kalau gratis beneran, kita hanya tinggal semangat belajar buat ngejar cita-cita,” ungkapnya.

0 Komentar