Sorot 100 Hari Kerja Walikota, Walhi Jabar Kritik Rencana Insinerator Pemkot Bandung

Petugas memasukan sampah pilahan kedalam insinerator di Pasar Ciwastra, Kota Bandung, Jumat (30/5). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Petugas memasukan sampah pilahan kedalam insinerator di Pasar Ciwastra, Kota Bandung, Jumat (30/5). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Tim Advokasi Pengelolaan Sampah Walhi Jawa Barat mengkritik, rencana Pemerintah Kota Bandung yang akan mengimplementasikan teknologi insinerator dalam penanganan sampah.

Menurut bagian tim itu, Jefry Rohman, solusi tersebut menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

“Kita pernah berhadapan ngobrol langsung, fokus kita mempermasalahkan atau membahas isu sampah,” ujar Jefry kepada Jabar Ekspres, Jumat (30/5).

Baca Juga:Jemaah Termuda 19 Tahun, Tertua 91 Tahun Kisah Haru Calhaj Cimahi Dilepas Ngatiyana100 Hari Kepemimpinan Farhan-Erwin: Masalah Sampah di Bandung Mulai Terkendali

“Salah satu yang disampaikan itu kita kritisi kalau Pemkot mengimplementasikan teknologi insinerator,” imbuhnya.

Karena walaupun sampah tuntas tertangani, lanjutnya, dampak negatifnya jangan diabaikan. Nanti selain polusi udara kendaraan di Kota Bandung, kondisi polusi udara di Kota Bandung ditambah insinerator.

“Jangan sampai ngebet teknologi itu, kalau boleh dikendalikan. Karena dampak negatif signifikan bakal terjadi,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi Sarimukti yang overload pun membuat pemerintah kota gagap dan menyiapkan langkah cepat dengan insinerator.

“Intinya mah mungkin, mereka gagap dihadapkan kondisi Sarimukti overload, dengan begitu menyiapkan langkah cepat. Salah satunya menggunakan insinerator,” katanya.

Jefry menyebut strategi insinerator mungkin dilakukan, namun tidak serta-merta harus dipilih. Apabila pemerintah hendak menjalankan good will, niatan betul baik menyelesaikan masalah, maka tidak serta merta memilih insinerator.

Dia juga menilai pemerintah Kota Bandung belum konsisten dalam implementasi kebijakan.

Baca Juga:Dampak 100 Hari Kerja Wali Kota Bandung, Walhi Jabar Sebut Belum Terlihat dalam Penanganan SampahKorban Meninggal Dunia Akibat Longsor Gunung Kuda Cirebon Bertambah Jadi 10 Orang, Ini Identitasnya!

“Evaluasi kita itu program bagus, tapi di tataran implementasi gak konsisten. Artinya Pemerintah Kota Bandung sudah ada niatan, cuma tidak konsisten,” cetusnya.

Karena bagaimanapun, menurut Jefry, mengubah paradigma yang berimbas perubahan perilaku pemerintah dan masyarakat.

“Ini yang harusnya dilakukan pemerintah, jangan kenal lelah. Ini kelemahan dari segi konsistennya. Lalu ada anggaran tidak mendukung untuk bisa memaksimalkan Kang Pisman,” pungkasnya

0 Komentar