JABAR EKSPRES – Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan tegas bakal melanjutkan program pendidikan militer, meskipun menuai banyak kritik hingga desakan penghentian.
Dedi mengklaim bahwa program yang telah diluncurkan sejak awal Mei itu, efektif menekan angka kenakalan remaja.
“Ada yang rekom untuk dihentikan, saya tidak akan berhentikan. Akan terus laksanakan. Karena itu efektif,” terangnya, Kamis (22/5) malam.
Baca Juga:Nasdem Ciamis Galang Kaderisasi Melalui Liga MahasiswaDedi Mulyadi Hadiri Paripurna Pasca Walk Out PDIP: Terima Kasih Atas Otokritik, DPRD Tugasnya Bicara
Pria yang akrab disapa KDM itu menjelaskan bahwa efektivitas itu bisa dilihat dari hasil pendidikan.
“Kemarin (20 Mei.red) hasilnya terlihat oleh mata. Soal keterbukaan itu hasilnya kita lihatin,” jelasnya.
Meski demikian, KDM juga tidak menolak untuk melakukan sejumlah evaluasi, salah satunya terkait pelibatan tenaga psikolog.
“Ya yang kurang – kurang akan evaluasi. Misal kurang bantal, lalu aspek akademis. Dan akan melibatkan 600 psikolog untuk mendampingi,” cetusnya.
Dalam kesempatan itu, KDM juga menjelaskan terkait serapan anggaran. Menurutnya serapan anggaran itu berkesinambungan, artinya berlanjut juga untuk gelombang berikutnya.
Program Pendidikan Militer ala Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menyedot anggaran sebesar Rp3,2 miliar dari total alokasi Rp6 miliar dalam APBD.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jawa Barat pun mendesak adanya keterbukaan dan kejelasan kurikulum dalam program tersebut.
Baca Juga:Polemik Penghancuran Gerobak Milik PKL Bikin Geram, DPRD Kecam Keras Sikap Satpol PP Kota BogorTol Cisumdawu Kembali Telan Korban, Kecelakaan Tunggal Lukai 7 Orang
Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar, Zaini Shofari, menyampaikan bahwa pihaknya melalui Komisi V telah menggelar rapat bersama Dinas Pendidikan Jabar pada Senin (19/5).
Salah satu agenda utama adalah evaluasi terhadap program pendidikan militer tersebut.
“Dalam rapat dijelaskan bahwa dari total anggaran Rp6 miliar, sudah terserap Rp3,2 miliar,” cetusnya.(son)