JABAR EKSPRES – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan tidak ada insinerator di fasilitas pengolahan sampah yang tengah dibangun di kawasan Gedebage. Fasilitas tersebut, kata dia, sepenuhnya akan difokuskan untuk menangani sampah organik.
“Di Gedebage tidak ada yang namanya insinerator. 100 persen penanganan sampah organik,” ujar Farhan di Bandung, beberapa waktu lalu.
Pembangunan fasilitas di Gedebage menjadi bagian dari langkah percepatan penanganan sampah yang termasuk dalam program prioritas 100 hari kerjanya. Farhan menyebut persoalan sampah sebagai isu utama yang banyak disorot warga sejak ia dilantik pada 20 Februari lalu.
Baca Juga:Kejar Sandal, Terbawa Arus: Balita asal Ciomas Ditemukan Meninggal di CiseengGanggu Trantibum, Satgas Pemberantasan Premanisme Amankan 56 Pengamen di Kota Bogor
Selain pembangunan di Gedebage, Pemerintah Kota Bandung juga merintis pengoperasian 15 titik insinerator di berbagai wilayah kota. Tiga titik telah beroperasi, yakni dua di Ciwastra dan satu di Bandung Kulon. “Sisanya masih dalam tahap konstruksi dan perhitungan dampak lingkungan,” kata Farhan.
Ia menambahkan, strategi pengurangan sampah dari sumbernya juga akan diperkuat melalui program Kang Pisman dan Buruan Sae, yang rencananya diluncurkan kembali dengan pendekatan baru pada akhir Mei.
Dia menambahkan, program tersebut akan melibatkan RW-RW yang dinilai berhasil dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Kita akan ajak RW yang berhasil untuk latih RW lain, supaya nggak tergantung terus ke DLH atau DKP,” tambahnya.
Dia mengharapkan, pendekatan kolaboratif ini dapat mempercepat penanganan sampah tanpa harus selalu menunggu intervensi langsung dari pemerintah kota.
“Pelibatan masyarakat sangat penting agar pengurangan sampah bisa berkelanjutan,” harapnya.