Nyaris Likuidasi, BPR Indramayu Jabar Membaik di 2025 Catat Laba Rp3,6 Miliar

RUPS BPR Indramayu Jabar beberapa waktu lalu.
RUPS BPR Indramayu Jabar beberapa waktu lalu.
0 Komentar

JABAR EKSPRES – PT BPR Indramayu Jabar (BIMJ) menunjukkan tren membaik di 2025 setelah merugi pada tutup buku 2024, hal tersebut diungkapkan Kepala Biro BUMD, Investasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) Jabar Deny Hermawan, Rabu (14/5).

Deny mengakui bahwa pembukuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Indramayu menunjukkan catatan negatif pada 2024 atau laba negatif sebesar Rp1,6 miliar.

“BIMJ di 2024 diambil alih oleh LPS karena statusnya Bank Dalam Resolusi atau terancam likuidasi, tapi Mei 2024 dinyatakan Bank Normal karena penyelamatan oleh pemegang saham,” jelasnya.

Baca Juga:Ribuan Peserta Ikuti Seleksi Kompetensi PPPK Tahap II di Bandung BaratSiap Berkolaborasi! Dubes Swedia Lirik Potensi Biodiversitas Minyak Atsiri di Seameo Biotrop Bogor

Deny melanjutkan, kinerja BIMJ terus menunjukkan tren positif setelah itu, hingga mampu menorehkan catatan laba.

BIMJ merupakan satu dari puluhan BUMD milik Pemprov Jabar, BPR itu terbangun dari penggabungan usaha dari 6 PD BPR LPK (Lembaga Perkreditan Kecamatan) pada 2017 lalu, yaitu PD BPR PK Cantigi Kulon, PD BPR PK Arahan Kidul, PD BPR PK Bongas, PD BPR PK Kroya, dan PD BPR PK Sukra ke dalam PD BPR PK Balongan.

Lalu berdasar akta pada 2018, saham BIMJ dimiliki tiga pihak, yakni Pemkab Indramayu 50 persen, Pemprov Jabar Rp 35 persen, dan PT BPD Jabar Banten 15 persen.

0 Komentar