JABAR EKSPRES – Pakistan menggunakan sistem pertahanan udaranya untuk sukses mencegat serangan rudal yang diluncurkan India ke beberapa pangkalan udara militer di wilayahnya. Hal tersebut dilaporkan Geo TV berdasarkan pernyataan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, juru bicara militer Pakistan.
Sebelumnya, Chaudhry menyatakan bahwa India menembakkan rudal ke tiga lokasi militer Pakistan, namun serangan itu tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, Otoritas Bandara Pakistan menutup wilayah udara negara itu untuk semua penerbangan sejak pukul 03.15 pagi hingga tengah hari waktu setempat, sebagai langkah pengamanan menyusul serangan dari India.
BACA JUGA: Paus Leo XIV Terima Ucapan Selamat dari Trump dan Putin
Kelompok Front Perlawanan yang dikenal memiliki keterkaitan dengan aktivitas terorisme mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, India menuding Pakistan berada di balik kejadian itu, tuduhan yang kemudian dibantah oleh Islamabad.
Sebagai tanggapan, pada 7 Mei India mengklaim meluncurkan Operasi Sindoor, yang menyasar infrastruktur kelompok teroris di Pakistan. Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan India menyebut telah menewaskan 70 anggota kelompok bersenjata tanpa menyerang fasilitas militer Pakistan.
Di sisi lain, militer Pakistan mengungkapkan bahwa serangan India telah menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai 57 lainnya. Ketegangan ini menjadi babak baru dalam hubungan panas dua negara bertetangga yang telah lama berseteru.
BACA JUGA: Ketegangan India-Pakistan Ancam Stabilitas Industri Berlian Global
Konflik ini juga dapat memicu gangguan besar pada jalur perdagangan di Samudra Hindia dan pasokan energi dari Teluk. Pusat keuangan seperti Mumbai berisiko lumpuh, memicu krisis ekonomi dan gejolak pasar global.
Ekspor utama Indonesia seperti CPO dan batu bara kemungkinan terganggu akibat penurunan permintaan, karena India dan Pakistan mengalihkan anggaran ke sektor militer. S
ementara itu, negara produsen senjata seperti China berpotensi memperoleh keuntungan dari meningkatnya permintaan alat tempur. Selain dampak ekonomi, konflik ini juga dapat menyebabkan krisis pengungsi besar ke negara-negara tetangga seperti China, Afghanistan, dan Iran.*