JABAR EKSPRES – Isu wacana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang akan mereaktivasi sejumlah titik jalur rel kereta api (KA) di beberapa kabupaten-kota masih jadi perbincangan publik.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, ada yang menarik jika reaktivasi berhasil dilakukan.
“Stasiun Cikajang menjadi stasiun tertinggi di Indonesia yang berada di ketinggian 1.246 meter di atas permukaan air laut (mdpl),” ujar Djoko.
BACA JUGA: Jadi Momen Sampaikan Aspirasi, Hardiknas 2025 di SMANSA Kota Bandung Digelar Berbeda
Djoko melanjutkan, saat ini stasiun aktif tertinggi dipegang oleh Stasiun Nagreg yang berada di atas ketinggian 848 mdpl.
Dia menjelaskan, jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang selesai dibangun pada 1930 lalu. Kala itu kepala proyek pembangunan dipimpin oleh R.H.J Spanjaard
“R.H.J Spanjaard penah mengatakan, jika jalur ini merupakan proyek tersulit pada masa itu, karena harus menembus pegunungan,” jelas Djoko.
“Jadi proyek tersulit saat itu lantaran jalurnya terjal. Jalurnya hanya bisa dilayani oleh lokomotif bermassa besar, seperti lokomotif CC10, CC50, D14 dan DD52,” tambahnya.
Djoko mengungkapkan, pada 1970 merupakan masa kejayaan KA Cibatu-Garut-Cikajang, karena menjadi daya tarik para pecinta kereta api dari dalam maupun luar negeri.
BACA JUGA: Jeje Ritchie Bakal Manfaatkan Hasil Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Kursi dan Meja Sekolah
Diketahui, untuk panjang jalur Cibatu-Cikajang memiliki jarak sekitar 47 kilometer. Sedangkan jalur Garut-Cikajang sepanjang 28 kilometer.
Ada 4 stasiun yang dilewati, yaitu Stasiun Wanaraja, Stasiun Karangpawitan, Stasiun Garut, Stasiun Samarang, Stasiun Kamojang (922 mdpl), Stasiun Bayongbong (997 mdpl) dan Stasiun Cisurupan (1.216 mdpl).
“Selain untuk mengangkut penumpang, Staiun Cikajang awalnya dibangun untuk jalur transportasi pengiriman hasil perkebunan,” ungkap Djoko.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menerangkan, Cikajang sendiri merupakan salah satu daerah penghasil teh terbesar di wilayah Garut.
Oleh karenanya, lanjut Djoko, jalur kereta ini membantu mengangkut teh dan juga hasil pertanian lainnya. Belanda sendiri kala itu di Cikajang mendirikan sekira 5 perkebunan teh, yakni di Giriwas, Cisaruni, Cikajang, Papandayan, dan Darajat.