Alasan Honda Brio jadi Mobil Terlaris hingga Saat Ini Padahal Begini Fiturnya

Honda Brio jadi Mobil Terlaris
0 Komentar

Entah mengapa, namun sampai titik ini, ada satu hal yang pasti: Honda Brio laris di pasaran, salah satu alasannya tentu karena desainnya yang lebih menarik dibandingkan mobil-mobil LCGC lainnya.

Lalu, bagaimana dengan mesinnya? Jika dilihat secara umum, performa mesin Honda Brio sebenarnya terkesan biasa saja. Namun jika kita membandingkannya secara spesifik dalam segmen LCGC, mesin Brio tergolong unggul di kelasnya.

Sebagai contoh, mari kita bandingkan dengan Toyota Agya. Keduanya sama-sama menggunakan mesin berkapasitas sekitar 1.200 cc, namun Agya menggunakan mesin 3 silinder, sedangkan Brio menggunakan mesin 4 silinder.

Baca Juga:Daftar 7 HP Gaming Murah Terbaik Pada 2025Review Spesifikasi Itel A95 Sebagai Ponsel 1 Jutaan Terbaik Saat Ini

Perbedaan jumlah silinder ini saja sudah cukup untuk menunjukkan keunggulan Brio. Mesin 4 silinder cenderung lebih halus, lebih bertenaga, dan lebih seimbang. Lagi pula, dari mesin 3 silinder milik LCGC, kita memang tidak bisa berharap banyak.

Selain itu, Honda Brio juga memiliki bobot yang ringan—tidak mencapai 1 ton, bahkan hanya sekitar 900 kg. Dengan kombinasi mesin 4 silinder 1.200 cc dan bobot yang ringan, Brio memberikan kesan memiliki tenaga yang cukup baik. Meskipun sebenarnya, hal tersebut lebih disebabkan oleh rasio antara tenaga dan bobot (power-to-weight ratio), bukan semata karena performa mesinnya.

Bagaimana dengan interiornya? Sebenarnya, untuk mobil murah, tidak banyak yang bisa diharapkan. Jangan berharap kemewahan atau kenyamanan tinggi, karena aspek-aspek tersebut tentu telah dipangkas sedemikian rupa oleh pabrikan demi menjaga harga jual tetap kompetitif. Bahkan pada varian tertingginya, yaitu Honda Brio RS, interiornya tetap terasa biasa saja dan minim fitur mewah.

Faktor lain yang turut berperan dalam kesuksesan Honda Brio adalah penghentian produksi Honda Jazz. Sebelumnya, Honda Jazz sempat menjadi tulang punggung Honda di segmen hatchback. Namun, karena desain generasi terbarunya dianggap kurang sesuai dengan selera pasar Indonesia, akhirnya model ini dihentikan. Menariknya, Honda seolah-olah memosisikan Brio sebagai penerus semangat Honda Jazz.

Secara teknis, pengganti langsung Honda Jazz adalah Honda City Hatchback. Namun, karena harga Honda City Hatchback terlalu tinggi untuk sebagian besar konsumen di Indonesia, Honda akhirnya lebih memfokuskan strategi pemasarannya pada Honda Brio, dengan pendekatan branding dan promosi yang mirip seperti ketika mereka menjual Honda Jazz dahulu.

0 Komentar