Papan Larangan Cuma Pajangan, Sampah TPS Liar di Desa Sariwangi Bau Busuk

JABAR EKSPRES – Permasalahan TPS liar di Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, semakin meresahkan warga. Tak hanya di tanjakan curam yang dikenal sebagai tanjakan endog di RW 09, gunungan sampah juga ditemukan di RW 08, tepatnya di Jalan Terusan menuju kawasan Lembur Tengah.

Pantauan Jabar Ekspres, tumpukan sampah di lokasi tersebut mengeluarkan bau busuk menyengat. Ironisnya, di lokasi sudah terpampang papan larangan membuang sampah dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Namun, peringatan itu tampak diabaikan.

Warga setempat, Hendi (34), mengungkapkan pengangkutan sampah di lokasi tersebut sangat jarang dilakukan. Bahkan warga terpaksa membuat papan larangan buang sampah secara mandiri karena sudah tak tahan dengan bau menyengat yang ditimbulkan.

“Kalau yang saya tahu, kadang ada pengangkut sampah yang pakai motor itu kalau nggak salah sebulan sekali,” ujar Hendi saat ditemui di lokasi, Jumat (25/4/2025).

BACA JUGA:Sampah TPS Liar Sariwangi Tak Kunjung Dibenahi, Warga Komplek: Bau Busuk!

Menurutnya, tumpukan sampah tersebut berada di bawah pohon bambu yang sudah dipasangi papan larangan buang sampah.

“Itu kan warga yang bikin, soalnya udah geram. Bau busuk menyengat, apalagi kalau hujan datang pasti sampah luber ke jalanan,” keluhnya.

Terkait siapa yang bertanggung jawab mengangkut sampah tersebut, Hendi mengaku tak tahu pasti.

“Kurang tahu pasti dari mana, soalnya kalau motor pengangkut ke sini juga jarang banget,” tambahnya.

Keluhan serupa juga datang dari Wina (25), seorang mahasiswi yang kerap melintasi kawasan tersebut. Ia menyebut bau busuk dari tumpukan sampah sangat mengganggu konsentrasi saat berkendara, terutama saat hujan.

BACA JUGA:Tumpukan Sampah di Tanjakan Endog Desa Sariwangi Dikeluhkan Warga, Bau Busuk hingga Berpotensi Longsor

“Kadang kalau hujan itu bau nyengat sekali, jadi nggak fokus. Mana jalannya gelap dan rusak juga, jadi takut,” ungkap Wina.

Wina biasanya melewati tanjakan endog, namun karena macet dan kondisi lingkungan yang tidak nyaman, ia mencoba rute alternatif yang ternyata juga tak kalah parah.

“Biasanya lewat tanjakan endog, cuma sering macet dan juga ada sampah itu. Jadi saya terpaksa mutar, tapi ternyata di sini sama parahnya juga,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan