JABAR EKSPRES – Aplikasi Risetcar yang sudah berjalan beberapa bulan di Indonesia, kini makin gencar melakukan promosi hingga banyak yang sudah bergabung menjadi anggotanya.
Aplikasi ini bahkan sudah menyebar luas hingga ke wilayah timur Indonesia, banyak kantor cabang yang sudah dibuka untuk memudahkan kordinasi antara para manajer dan anggotanya.
Namun banyak yang masih ragu karena aplikasi ini terindikasi sebagai ponzi, dimana umurnya tidak bisa diprediksi kapan akan scam.
Untuk saat ini aplikasi memang masih bisa memberikan keuntungan besar bagi para anggotanya. Sehingga banyak yang deposit besar-besaran demi mendapatkan profit seperti yang dijanjikan aplikasi.
Baca juga : Apakah Investasi di Aplikasi Risetcar Aman? Cek Fakta Real-nya
Lalu apakah aman jika ada yang mau daftar aplikasi ini sekarang?
Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu melihat update terbaru dari aplikasi ini. Jika ada yang memprediksi aplikasi ini bakal scam, hal itu memang dipastikan bisa terjadi kapanpun.
Karenanya, mau daftar sekarang atau nanti sesungguhnya tetap saja tidak aman bermain aplikasi yang sudah jelas terindikasi ponzi seperti ini, karena bisa sewaktu-waktu scam dan merugikan anggotanya.
Jika ingin aman, sebaiknya mendaftar di aplikasi investasi yang jelas legalitasnya, terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga dijamin oleh pemerintah.
Meski saat ini aplikasi sedang gencar melakukan kegiatan amal, seperti yang diperintahkan oleh pusat melalui pengumuman resminya di website risetcar.org.
Baca juga : Ada Sertifikat Perijinan, Benarkan Aplikasi Risetcar Legal dan Aman Digunakan di Indonesia
“Sebagai bagian dari komitmen sosial perusahaan, Risetcar telah mengadakan serangkaian kegiatan amal di berbagai wilayah Indonesia termasuk kunjungan ke sekolah komunitas lokal, dan lembaga sosial. Melalui pemberian bantuan, edukasi, dan pengenalan teknologi cerdas, Risetcar memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi inti dari setiap inovasi yang dihadirkan perusahaan,” tulis pengumuman tersebut.
Diharapkan, masyarakat jangan tergiur dengan berbagai janji manis dari aplikasi, meski dengan dalih memberikan bantuan pada masyarakat dari hasil laba perusahaan.
Melalui upaya tersebut, diduga aplikasi sengaja menarik perhatian dari masyarakat agat mau bergabung dan nantinya dijadikan tumbal oleh perusahaan dengan menguras habis harta anggotanya.