Tingkatkan Industri Perikanan, KKP Perkuat Investasi Perdagangan dengan China

JABAR EKSPRES – Di tengah kisruh tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat, Indonesia mulai melakukan upaya peningkatan industri perikanan melalui investasi perdagangan dengan China.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tornanda Syaifullah.

“Kami membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dalam perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan penguatan logistik berkelanjutan,” ujarnya, dikutip Senin (21/4/2025).

Melalui partisipasi aktif dalam China (Zheijiang) – Indonesia Trade and Investment Conference yang digelar di Jakarta, KKP mendorong penguatan investasi dan perdagangan sektor perikanan dengan China.

BACA JUGA:Bahlil Usulkan Tambah Impor Migas dari AS Rp168 T : Agar Neraca Perdagangan Seimbang!

Mewakili Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono, Tornanda menghadiri forum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Zheijiang dan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT Zheijiang).

Forum tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara dan membuka peluang investasi di sektor strategis, termasuk kelautan dan perikanan, manufaktur, logistik, dan energi terbarukan.

Kemudian, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif diwujudkan melalui kemudahan perizinan, insentif, infrastruktur pendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang andal.

Dengan demikian, melalui kerja sama itu, pemerintah berupaya mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global, selaras dengan arah pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Ini Dia Jurus Sri Mulyani Kurangi Dampak Tarif Impor Donald Trump 32 Persen!

Dia mengatakan bahwa data KKP menunjukkan tren positif hubungan dagang perikanan Indonesia–China. Pada 2024, ekspor produk perikanan Indonesia ke China mencapai 1,24 miliar dolar AS.

Sementara impor hanya 96,7 juta dolar AS sehingga Indonesia mendapat surplus perdagangan produk perikanan sebesar 1,15 miliar dolar AS.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke China meliputi cumi-sotong-gurita (32,9 persen), rumput laut (18,6 persen), layur (7,9 persen), udang (7,5 persen), rajungan-kepiting (6,2 persen), dan lobster (3,6 persen).

Sementara impor dari China didominasi pacific mackerel (Scomber japonicus) beku sebesar 52,2 persen, cumi-cumi (terutama jenis Todarodes pasificus dan Dosidigcus gigas) beku sebesar 9,6 persen, dan karaginan (6,0 persen).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan