Kursi Kosong di Ciamis: Politisi Takut Ambil Langkah, Bupati Herdiat Tetap Tenang

Ketua DPC Hanura Kabupaten Ciamis Ivan Rifai (kanan) dalam acara poadcats bersama IJTI Galuh Raya, belum lama ini. (foto: tangkapan layar Yotube Jurnalis Corner)
Ketua DPC Hanura Kabupaten Ciamis Ivan Rifai (kanan) dalam acara poadcats bersama IJTI Galuh Raya, belum lama ini. (foto: tangkapan layar Yotube Jurnalis Corner)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Suasana politik di Kabupaten Ciamis seperti terhenti di persimpangan. Sejak kepergian Wakil Bupati Yana D Putra pada November 2024, kursi nomor dua di pemerintahan daerah itu masih belum terisi. Tak ada sosok yang berani maju terang-terangan mengisi kekosongan, meski Bupati Herdiat Sunarya telah membuka pintu lebar-lebar.

Di balik senyapnya partai-partai koalisi, pertanyaan publik menggelantung, mengapa calon wakil bupati enggan tampil.

Ketua DPC Hanura Ciamis, Ivan Rifai, mengaku heran. Dalam podcast bersama IJTI Galuh Raya pekan ini, ia menyebut partainya sebagai salah satu pengusung Herdiat-Yana di Pilkada 2024 belum menerima satupun lamaran atau sinyal politik dari tokoh yang berminat.

Baca Juga:Terungkap! Selain Gunakan Narkoba, Ketua Bawaslu Bandung Barat Kerap Main Judol dan Tenggak Miras di Kantor2 Kali Gunakan Sabu, Ini Kronologi Penangkapan Ketua Bawaslu Bandung Barat

“Sejauh ini, belum ada yang berani datang ke partai, baik secara personal maupun melalui jalur koalisi,” ujarnya.

Padahal, Bupati Herdiat disebut telah menggelar pertemuan tertutup dengan pimpinan partai koalisi untuk membahas kandidat. “Hasilnya nihil. Hanya obrolan tentang nama-nama yang belum pasti,” tambah Ivan Rifai.

Meski demikian, Bupati Herdiat Sunarya terlihat tenang. Meski kursi wakilnya masih kosong, ia memastikan roda pemerintahan tetap berjalan.

“Saya siap memimpin sendiri jika kondisi tetap kondusif. Tapi, jika perlu, kita cari wakil yang bisa memberi nilai tambah,” tegas Herdiat dalam pernyataannya kepada medai usai dilantik.

Pernyataan ini seperti pisau bermata dua, di satu sisi menunjukkan kepercayaan diri, di sisi lain menjadi tamparan bagi partai koalisi yang dianggap lamban merespons.

Syarat ‘nilai tambah’ yang ia sebutkan menjadi teka-teki. Apakah Herdiat menginginkan figur yang bisa mengimbangi karismanya, atau sekadar ‘stempel’politik.

“Bupati enggan memaksakan kandidat tertentu. Beliau serahkan sepenuhnya ke mekanisme partai. Tapi, ini seperti permainan catur, semua menunggu langkah pertama,” ujarnya Ivan Rifai.

Baca Juga:Ketua Bawaslu Bandung Barat Akui Baru 2 Kali Gunakan Narkoba Jenis Sabu!Rutan Kebonwaru Respons Cepat Soal Dugaan Penyimpangan Petugas, 55 Warga Binaan Ditindak Tegas

Kepergian Yana D Putra yang meninggal dua hari sebelum rekapitulasi suara Pilkada 2024 ternyata meninggalkan trauma tersendiri. Figur yang dianggap sebagai penyeimbang bagi Herdiat itu dikabarkan memiliki jaringan kuat di basis Nahdlatul Ulama (NU) dan kalangan pesantren.

0 Komentar