JABAR EKSPRES – Pemangkasan atau efisiensi anggaran yang tengah digencarkan Presiden Prabowo Subianto masih menuai pro kontra. Namun, pemerintah memastikan bahwa ini merupakan langkah untuk membangun sekolah, peningkatan pertanian, hingga investasi.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta. “Hasil dari efisiensi anggaran tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan sekolah, peningkatan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan investasi melalui lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara),” ujarnya dikutip Senin (24/2/2025).
Selain itu dalam pelaksanannya, ia memastikan bahwa efisiensi anggaran yang dilakukan di tingkat kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah tersebut tidak akan ada yang di PHK.
BACA JUGA:Efisiensi Anggaran, Pemkab Bandung Barat Pastikan Tak Beli Mobil Baru untuk Bupati dan Wabup
“Dan juga, saya bisa pastikan bahwa dari efisiensi ini tidak ada yang di PHK, tidak ada bantuan sosial yang dikurangi, tidak ada beasiswa yang dihilangkan. Semua program yang baik ini tidak ada yang dikurangi,” kata dia.
Bahkan, Sudaryono menyebut bahwa anggaran yang selama ini terkumpul dari perjalanan dinas misalnya, mencapai Rp44 triliun per tahun, bisa dialihkan untuk pembangunan sekolah dan sektor pertanian. “Nah dengan kita kurangi setengahnya, atau Rp22 triliun kita bisa memperbaiki sekolah.”
Menurutnya, hal ini sudah masuk dalam perhitungan Presiden Prabowo, mengingat banyak anggaran yang di tahan di satu kementerian.
Wamentan menjelaskan, banyak anggaran yang sebelumnya tidak efektif dan tidak tepat sasaran, seperti anggaran untuk pengentasan stunting yang justru tidak sampai pada tujuannya.
BACA JUGA:Kunker di Tengah Efisiensi Anggaran, DPRD Kabupaten Bandung Klaim untuk Belajar dan Analisis
Anggaran tersebut, menurut dia, sering kali tersalurkan ke pos lain yang tidak relevan, sehingga dibutuhkan langkah efisiensi untuk menahan pengeluaran yang tidak produktif.
“Judulnya pengentasan stunting, begitu dicek uangnya entah kemana. Jadi banyak sekali anggaran ditahan Rp1 miliar, Rp2 miliar diumpeti di ATK dan lain-lain, sehingga efisiensi ini bukan berarti masuk kantong presiden tapi dialihkan untuk kuota buku, tambah benih bibit dan pupuk,” ucapnya.