JABAR EKSPRES – Kunjungan Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, ke SDN Pasirkaliki Mandiri 2 untuk meninjau program Makan Bergizi Gratis (MBG) disambut antusias tidak hanya oleh para siswa, tetapi juga oleh orang tua mereka.
Program yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto ini dinilai memberikan manfaat besar, terutama dalam meringankan beban ekonomi keluarga.
Yayan Heryanto (47), salah satu warga Pasirkaliki yang anaknya duduk di kelas 4 SD, mengaku program ini sangat membantu kondisi ekonomi keluarganya.
Ia mengatakan, sebelum adanya MBG, dirinya harus menyiapkan bekal untuk anaknya dengan biaya sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000 per hari. Namun, kini ia tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk bekal anaknya ke sekolah.
“Benar-benar sangat terbantu. Sekarang anak saya tidak perlu bawa bekal lagi,” ujar Yayan kepada Jabar Ekspres, Kamis (6/2/25).
BACA JUGA; Kejaksaan Banjar Siap Kawal Program Makan Bergizi Gratis
Yayan menambahkan, jika program MBG ini sudah ada sejak lama, mungkin banyak orang tua siswa yang bisa lebih menghemat pengeluaran rumah tangga. Selain itu, ia merasa senang melihat anak-anak begitu antusias menerima makanan bergizi di sekolah.
“Kalau dari dulu ada program ini, pasti lebih baik. Anak saya juga sangat senang,” kata Yayan.
Menurutnya, sebelum program ini berjalan, anaknya selalu membawa bekal dari rumah. Kini, ia tidak perlu khawatir lagi jika anaknya kesiangan atau lupa membawa makanan, karena di sekolah sudah tersedia makanan gratis.
“Jadi tidak perlu repot lagi. Yang penting anak saya tetap bisa makan dan lebih sehat karena makanannya sudah disiapkan sesuai gizi,” ungkapnya.
Senada dengan Yayan, Rostia (40), seorang ibu rumah tangga, menilai program ini sangat membantu orang tua dalam mengontrol gizi anak-anak mereka.
“Biasanya bekal dari rumah, sekarang jadi lebih praktis. Ini juga meringankan orang tua, terutama bagi saya selaku orang tua,” kata Rostia.
Rostia mengatakan, sebelum ada MBG, ia terkadang harus memberi uang jajan anaknya sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000, tergantung kondisi ekonomi. Jika sedang sulit, anaknya hanya membawa bekal seadanya dari rumah.