JABAR EKSPRES – Pemilik pangkalan LPG 3 Kg di Citeureup, Kabupaten Bogor, Ujang Wahyu, mengungkapkan bahwa kelangkaan gas melon ini disebabkan oleh adanya libur panjang yang baru saja berlangsung.
Menurutnya, kelangkaan gas mulai terjadi sejak 27 Januari lalu dan masih berlanjut hingga saat ini.
Ujang berharap kelangkaan ini segera mendapatkan perhatian dari pemerintah agar pasokan gas dapat kembali normal.
“Pengirimannya gara-garanya dari situ aja, mudah-mudahan dari Senin kesana mah normal,” ujar Ujang, di Citeureup, Kabupaten Bogor, pada Senin (3/2).
Hal ini menyebabkan antrean panjang yang pertama kali terjadi ketika Ujang menerima pengiriman gas sekitar pukul 13.00 WIB.
Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, gas Elpiji 3 Kg juga digunakan oleh usaha mikro yang bergantung pada pasokan gas untuk kelangsungan usaha mereka.
BACA JUGA: Warga Kabupaten Bandung Keluhkan Sulitnya Dapat LPG 3 Kg
Ujang menjelaskan bahwa untuk usaha mikro, pembelian gas dapat dilakukan dengan menunjukkan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Sesuai KTP, misalnya yang pakai NIB dikasih dua lah itu kan buat usaha mikro,” kata Ujang. Ia menjelaskan bahwa setiap bulan, jatah untuk rumah tangga adalah lima tabung gas, sementara usaha mikro mendapatkan jatah hingga 15 tabung per bulan.
Ujang juga menjual tabung gas 3 Kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, karena tidak ada kembalian untuk selisih harga sebesar Rp 300, ia akhirnya menjual tabung gas dengan harga bulat Rp 19.000.
“Sesuai HET, paling kita namanya 300 atau berapa perak itu kan ga ada kembaliannya ya kita buletin aja jadi 19 ribu,” jelas Ujang.
Terkait pengiriman gas, Ujang menambahkan bahwa pangkalannya menerima pasokan gas sebanyak empat hingga lima kali dalam seminggu.
Namun, saat ini, dia hanya menerima 100 tabung gas untuk dijual kepada masyarakat sekitar, yang tentu saja tidak mencukupi kebutuhan warga yang terus meningkat.
Warga setempat mengeluhkan kelangkaan gas ini karena selain gas melon menjadi kebutuhan utama rumah tangga, banyak juga usaha mikro yang menggantungkan operasionalnya pada gas Elpiji 3 Kg. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya antrean panjang di pangkalan-pangkalan gas di wilayah tersebut.