Kisah Gina dan Siti menjadi pengingat bahwa di tengah keberhasilan program pemerintah, masih ada kelompok yang belum tersentuh. Dukungan dari masyarakat melalui gerakan solidaritas atau bantuan individu juga dapat menjadi solusi sementara.
“Kami berharap agar pemerintah tidak hanya mendata, tetapi juga memberikan bantuan konkret,” tandasnya.
BACA JUGA: Penetapan Kepala Daerah di Bandung Barat Masih Abu-Abu, KPU Sebut Tunggu Putusan MK!
Sementara itu Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Bandung Barat, Sandi Supyandi mengapresiasi sosok penyintas disabilitas Rina Susanti yang mendirikan Rumah Pintar bagi penyandang disabilitas secara mandiri.
Kondisi ini, kata Sandi, menjadi cambuk bagi dinas terkait untuk memetakan skala prioritas bagi penyandang disabilitas dan secara rutin jemput bola melihat langsung kondisi kesehatan maupun kesejahteraannya.
“Saya kira kita patut malu dengan apa yang sudah dilakukan Teh Rina ini, beliau secara mandiri mendirikan kelompok belajar bagi disabilitas agar tumbuh kembang penyandang disabilitas berjalan dengan baik,” katanya.
Melihat dana taktis untuk menangani kebutuhan mendesak, Sandi Supyandi berinisiatif memberikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar sepekan kedepan bagi keduanya.
BACA JUGA: Puluhan Warga Bandung Barat Direhabilitasi Imbas Konsumsi Narkoba
“Saya mendengar informasi dari temen-temen, besoknya saya langsung datang. Diketahui jika bantuan pemerintah selama ini didapat mereka sudah terhenti beberapa tahun terakhir sehingga kini kesulitas,”katanya.
“Jangan sampai terjadi lagi, disabilitas harus menjadi prioritas pemerintah. Ini kok diabaikan, saya akan panggil dinas terkait seperti apa intervensi mereka, jika butuh anggaran kan bisa kita bicarakan yang terpenting skala prioritas kebutuhan dasar masyarakat tepat sasaran,”bebernya. (Wit)