Pasar Gedebage Penyumbang Sampah Organik Terbesar di Bandung Raya, Walhi: Masih Lemahnya Sistem Pengelolaan!

“Kita juga harus mengubah cara pandang masyarakat tentang sampah. Edukasi publik dan penyesuaian regulasi daerah, terutama untuk pengelolaan sampah organik, adalah langkah penting,” tegas Wahyudin.

BACA JUGA: Investigasi Masalah Sampah di Pasar Caringin, Pemkot Bandung: Kita Sampaikan Setelah Temuan Selesai!

Ia berharap pemerintah Bandung Raya tidak lagi mengabaikan masalah ini.

“Sampah organik adalah masalah sekaligus peluang. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah ini bisa memberikan manfaat besar, baik bagi lingkungan maupun ekonomi,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, volume sampah di kota ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Momen Nataru, Masjid Al Jabbar Dipadati Pengunjung

Pada tahun 2017, Kota Bandung menghasilkan 28.695,81 ton sampah pada Januari, dan angka ini terus meningkat hingga 37.410,27 ton pada Desember 2017.

Pada 2018, volume sampah mencatatkan rata-rata bulanan sebesar 39.556,76 ton, dan pada akhir tahun mencapai 41.550,61 ton. Di tahun 2019, volume sampah mencapai puncaknya dengan 42.840,95 ton pada Desember.

Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2020 akibat pandemi, volume sampah kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya, dengan total 40.513,79 ton pada 2022 dan 30.854,32 ton pada 2023. Data sementara tahun 2024 menunjukkan penurunan menjadi 28.439,10 ton pada Juni.

BACA JUGA: Emang bisa Menghilangkan Meta AI di WhatsApp Android? Begini caranya

Namun, di kawasan Pasar Gedebage, masalah pengelolaan sampah semakin krusial, dengan volume sampah yang tercatat mencapai 98 meter kubik per hari. Kawasan pasar yang merupakan salah satu penyumbang terbesar sampah di TPA Sarimukti, dengan estimasi 874 ton sampah per hari, semakin memperburuk kondisi lingkungan di Bandung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan