JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meresmikan kolam retensi Pasar Gedebage, sebagai upaya menyelesaiakan permasalahan banjir di kawasan tersebut.
Kolam Retensi Pasar Gedebage memiliki 8 kolam dengan luas sebesar 1.749 meter persegi dengan volume tampungan mencapai 7.515 meter kubik. Total pembangunannya menghabiskan dana sebesar Rp 14 miliar.
Selain itu, kolam retensi Pasar Gedebage dilengkapi dengan dua pompa berkekuatan total 300 liter per detik, kolam ini berfungsi menampung sementara air hujan sebelum dipompa ke sungai Pamulihan atau Sub Das Cinambo.
Meski begitu, Pj Wali Kota Bandung, A Koswara menyebut, pembangunan kolam retensi ini belum sepenuhnya mampu menyelesaikan permasalahan banjir Gedebage.
BACA JUGA: Warga Minta Perapihan Kolam Retensi Pasar Induk Gedebage Dipercepat
Dia menuturkan, masih terdapat PR 17.000 kubik air yang belum mampu tertampung oleh kolam retensi di wilayah Gedebage.
“Masih ada 17.000 meter kubik air dari Sub DAS Cinambo yang belum terkelola, tetapi kita bisa melihat dampak positifnya, seperti waktu surutnya genangan yang kini lebih cepat,” jelasnya, Rabu (5/2) disela peresmian.
Saat ini, jumlah titik genangan di Kota Bandung yang sebelumnya mencapai 68 kini tinggal 6 titik. Pemkot Bandung juga berencana membangun tiga kolam retensi tambahan dalam waktu dekat untuk semakin mengurangi risiko banjir.
“Kami berharap kolam retensi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi warga Gedebage dan sekitarnya, serta menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam pengendalian banjir di Kota Bandung,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, pembangunan kolam ini merupakan bagian dari strategi besar pengendalian banjir di kawasan Gedebage.
BACA JUGA: Kolam Retensi Pasirkaliki Belum Optimal Tangani Banjir Cimahi
“Gedebage adalah wilayah yang fenomenal dalam urusan banjir. Dengan tambahan kolam retensi ini, genangan air di Sub DAS Cinambo dapat berkurang, meskipun masih ada 17.000 meter kubik air yang perlu dikelola lebih lanjut,” katanya.
Selain pembangunan kolam retensi di hilir, konservasi di hulu juga penting agar air hujan tidak langsung mengalir ke wilayah hilir.