“Tujuannya agar aktivitas pemberhentian transit kendaraan publik, dapat dilakukan secara terpusat. Supaya mengurangi angkutan gelap, juga mencegah menjamurnya terminal liar, angkot-angkot mangkal di sembarang tempat,” paparnya.
Djoko menjelaskan, terminal penumpang tidak perlu dibuat mewah seperti bandara, yang paling penting adalah fungsinya dapat maksimal.
“Bukan bangun mall, jadi ngapain harus mewah-mewah. Banyak terminal setelah diresmikan masih belum memberikan kontribusi maksimal, jadi yang penting fungsinya,” jelasnya.
“Layanan angkutan umum sedang mengalami krisis kepercayaan dari publik. Keberadaan angkutan umum ke depan mesti menjadi perhatian serius pemerintah,” pungkas Djoko. (Bas)