Diskar PB Kota Bandung Sorot Inventarisasi Titik Hydrant yang Tersisa

BACA JUGA: Sinopsis Film Golden Job, Aksi Lima Sahabat Menyelesaikan Misi Kejahatan

“Nanti kita akan membuat perencanaan dengan mengoptimalkan sumber air yang ada. Misalnya sungai belum dipakai untuk suplai air bersih cukup,” pungkasnya.

Writer: Muhammad NizarDiskar PB Kota Bandung Sorot Inventarisasi Titik Hydrant yang Tersisa JABAR EKSPRES - Kebutuhan perihal sarana dan prasarana dari Dinas Kebakaran Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung masih belum mumpuni. Lantas saat ini pihaknya tengah berupaya inventarisasi titik hydrant yang ada. Hal tersebut diungkapkan Kepala Diskar PB Kota Bandung, Gun gun Sumaryana. Dirinya menanggapi permintaan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyoal evaluasi perihal peralatan memadai bagi Diskar PB. "Kami terus berupaya inventarisasi titik mana saja yang bisa dimanfaatkan, diutamakan tempat vital seperti rumah sakit, pasar dan lain-lain. Saat ini ada 7 hydrant yang beroperasi," ungkap Gun Gun di kantor Diskar PB Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Sementara itu, kini pihak Diskar PB juga masih memanfaatkan sumur resapan untuk kebutuhan air disaat darurat. Adapun saran dari DPRD Kota Bandung menyoal optimalisasi sudah diterima pihaknya. Bahwa total hydrant yang ada harus dimanfaatkan. "Kami juga manfaatkan sumur resapan ketika terjadi kebakaran. DPRD Kota Bandung pun menyarankan 50 persen bisa dioptimalkan dari total 200 hydrant yang ada," imbuhnya. "Karena kebakaran itu insitedentil tapi jangan juga diabaikan. Kami sedang upaya inventarisasi hydrant, khususnya objek vital," tandasnya. Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara Hanafi menanggapi perihal peningkatan pelayanan yang diberikan Diskar PB kepada warga Kota Bandung. Dirinya meminta instansi pemadam kebakaran itu lakukan evaluasi soal peralatan. "Kalau fasilitas di sini (Diskar PB) untuk melayani perkembangan kota kelihatannya perlu ditambah peralatannya. Seperti evakuasi, jangkauannya baru 30 meter," ungkap Koswara di di Kantor Diskar PB, Senin (21/10). "Sementara, untuk lebih baik itu belum ada. Walaupun tiap gedung itu sudah ada sistem kebakarannya, namun evaluasi perlu alat yang memadai," sambungnya. Dia menambahkan, hal itu termasuk kebutuhan air untuk hydrant. Menurutnya, perihal ketersediaan tersebut dibutuhkan peningkatan yang lebih baik. Pasalnya kebutuhan hydrant merupakan bagian layanan perkotaan. Layanan perkotaan itu harus betul disiapkan untuk segala situasi, lanjut Kodwara, mulai penyediaan, titik lokasi hinggaa debit air. Sama halnya seperti PDAM, untuk pelayanan darurat wajib tersedia dan harus tersedia selalu. "Nanti kita akan membuat perencanaan dengan mengoptimalkan sumber air yang ada. Misalnya sungai belum dipakai untuk suplai air bersih cukup," pungkasnya.Editor: H Priyadi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan