Kritis TPA Sarimukti, Pemkot Bandung Dorong Zero Food Waste di Kantor Pemerintahan

JABAR EKSPRES – Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menekan angka sampah, yang dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS) sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti. Selain optimalisasi program, gerakan zero food waste pun digalakkan pemerintah.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara menegaskan, setiap kantor pemerintahan yang ada di Pemkot Bandung wajib zero food waste alias bebas dari sampah makanan. Pengendalian sampah di Kota Bandung bukan hanya kedaruratan saja, tapi seterusnya.

Komitmen tersebut sebagai salah satu upaya mengurangi ritasi pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang saat ini telah dibatasi pembuangan ritasi, awalnya 170 ritasi perhari menjadi 140 ritasi perhari.

BACA JUGA:TPA Sarimukti Kembali Alami Krisis, Darurat Sampah Jilid II Ancam Kota Bandung

“Karena Bandung tidak sendirian. Walaupun jumlah produksi sampah besar, ini korelasi secara area metropolitan harus kompak dan terintegrasi,” ujar Koswara di Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.

Menurutnya, sebagai salah satu kota penghasil sampah yang besar, maka diprioritaskan Ibu Kota Jawa Barat untuk lebih dulu selesai. Pasalnya, Kota Bandung menjadi salah satu barometer bagi wilayah lainnya.

“Sebagai penghasil sampah yang cukup besar, maka Kota Bandung harus selesai dahulu. Karena ini jadi barometer wilayah lain,” tandas Koswara.

BACA JUGA:Atasi Kritis TPA Sarimukti, Pemkot Bandung Dorong Kurangi Beban Sampah

Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menilai sampah di kantor pemerintahan, tercatat ada lebih dari 50 persen sampah makanan yang berasal dari hasil konsumsi. “Kota Bandung saya minta semua OPD wajib zero food waste,” pintanya.

Dia menuturkan, pemberian konsumsi setiap kegiatan yang dilakukan itu harus proporsional sehingga makanan yang disediakan habis, tidak menjadi sisa hingga sampah. Termasuk di kewilayahan harus lebih masif, ada unsur RT, RW hingga Karang Taruna.

“Ini pasti penanganannya berbeda karena setiap wilayah itu memiliki inovasi. Saya cek di kota Bandung itu ada TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle), mesin gibrik, komposting, maggot dan sebagainya. Manfaatkan semuanya. Jangan ada mesin yang tidak dimanfaatkan,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan