JABAR EKSPRES – Bakal Calon Bupati Bogor Ade Ruhandi mengunjungi kantor DPC Partai Geridran Kabupaten Bogor, Rabu (28/8).
Pertemuan itu membahas terkait B1KWK yang telah di keluarkan oleh DPP Partai Gerinda untuk Calon Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Wakilnya Ade Ruhandi.
Ade Ruhandi alias Jaro Ade akan mempertimbangkan untuk pindah dari partai Golkar jika dirinya ‘dipaksa’ menjadi Wakil Bupati Bogor di Pilkada mendatang.
Diketahui, Elektabilitas Ade Ruhandi alias Jaro Ade ini untuk Pilbup Bogor diatas angin mengalahkan Rudy Susmanto.
BACA JUGA: Puaskan Halu-mu, Ini Cara Bikin Video AI Berpelukan dengan Bias Koreamu Secara Gratis
Jaro Ade menyampaikan kemungkinan pindah partai akan diperhitungkan untuk bertarung menjadi F1 di Bumi Tegar Beriman, seperti Airin Rachmi Diany di Pilgub Banten.
“Masih dipikirkan lebih dalam (untuk pindah partai) tapi garis besarnya gini, saya punya KTA, pertama jadi PDS Golkar, jadi Sekretaris di Kecamatan, jadi Bendahara di DPD, ketua DPD 2 periode, dan sekarang jadi Wakil ketua DPD Partai Golkar, sedang dipertimbangkan,” ujarnya, Rabu (28/8).
Jaro Ade bahkan baru mengetahui B1KWK dari Golkar memasangkan dirinya sebagai Wakil Bupati mendampingi Rudy Susmanto.
“Tadi sekilas disampaikan kalo saya taunya dari golkar B1KWK nya. Kayanya udah telpon telponan, kalau saya secara pribadi karena yang sedang dijadwalkan untuk berumah tangga (ikut Pilkada) mohon doanya ajah untuk keluarga yang sakinah mawadah warohmah, tapi masih dibicarakanya,” jelasnya.
BACA JUGA: Link, Cara dan Tahapan Daftar KJMU Tahap 2 Tahun 2024, Resmi Dibuka!
Kendati begitu, Jaro Ade akan berkordinasi dengan partai-partai yang selama ini memberikan kepercayaan menerima silaturahmi kepada dirinya.
“Silaturahmi partai dengan partai ya agar keputusan dari DPP partai Golkar jangan menjadi kekecewaan terhadap orang orang yang sudah berkordinasi dengan saya,” ucapnya.
“Jadi kami butuh waktu untuk menjelaskan tapi saya yakin semua akan memahami yang terpenting tujuan kami bersama sama niat ibadah untuk membangun kabupaten Bogor untuk kepentingan yang sangat maslahat,” sambungnya.
Jaro Ade melanjutkan, keputusan partai tidak selalu harus keinginan pribadi, tentunya itu sudah dikaji secara matang-matang, sehingga kader harus bijak menyikapi itu.