[QS. Al Baqarah 188]
3. Uang tersebut dipergunakan untuk acara yang sia-sia, hanya bersenang-senang dan berfoya-foya. Walaupun ada sedikit unsur olah raga namun kemadlorotannya lebih banyak, di antaranya :
– Menghambur-hamburkan uang untuk perkara yang sia-sia,
– Bercampurnya lelaki dan wanita,
– Alunan musik yang bertalu-talu,
– Keluarnya wanita dengan bersolek dan dandanan yang sengaja dipertunjukkan,
– Adanya sikap fanatisme terhadap desanya masing-masing karena diperlombakan,
– Tidak jarang terjadi tindakan anarkis antar anak desa,
– Melalaikan sholat jama’ah pada waktunya, seringkali kita melihat mereka tidak mengubris panggilan adzan untuk menghadap Allah dan masih banyak lagi kerusakan yang lainnya.
Allah telah mengecam tindakan tabdzir (sia-sia) dan pelakunya tergolong saudara syaithon, FirmanNya :
ِوَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaihon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Robbnya.”
[QS. Al Israa’ 26-27]
Dan ini adalah tindakan yang sangat dibenci oleh Allah , Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللَّه َكَـــــــرِهَ لَــــكُمْ ثَلاَثًا … وَإِضــــــَاعَةِ الْمــــَالِ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci tiap perkara dari kalian …. dan menyia-nyiakan harta.” [HR. Muslim 1715]
– Bagaimana mungkin kita bisa bergembira bila tindakan tadi dibenci dan dikecam oleh Allah Ta’ala?
– Siapa yang mau digolongkan dengan saudara-saudara syaithon? Orang yang berakal sehat tentu akan menghindar dari hal-hal demikian.
– Seharusnya kita berpikir jernih, bukankah dahulu para pejuang kita membebaskan bumi pertiwi ini dari kungkungan penjajah dengan tetesan darah dan air mata?
Mengorbankan jiwa raga, harta benda, sabar dalam berjuang dan menanggung penderitaan demi penderitaan..
Akankah kita generasi masa kini membalas budi bakti mereka dengan tindakan sia-sia, foya-foya, senang-senang yang dibenci oleh Allah Ta’ala bergembira di atas penderitaan orang lain?
Coba kita pikirkan, kalau seandainya dana tersebut dikumpulkan, anggaplah satu desa bisa mengumpulkan satu juta, berapa ribu desa yang ada ditanah air dari Sabang sampai Merauke?
Niscaya, akan terkumpul uang milyaran bahkan triliyunan rupiah, coba kalau uang itu dialokasikan ke anak bangsa yang dirundung musibah, tentunya akan sangat membantu dan menyenangkan hati mereka.