Sorot Fenomena Cuci Darah, Dokter Ginjal Anak RSHS Bandung Beberkan Ini

JABAR EKSPRES – Beberapa waktu ke belakang, fenomena cuci darah yang dilakukan anak-anak menjadi perhatian publik. Namun perlu dicatat, terapi yang dilakukan para penderita gagal ginjal itu, ternyata bukan sekadar disebabkan terlalu sering mengonsumsi makanan penuh gula.

Staf Divisi Nefrologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr Ahmedz Widiasta, menuturkan, terdapat sejumlah hal yang mesti disorot para orangtua supaya anak mereka tidak terjangkit masalah ginjal tersebut.

“Sebetulnya kalau untuk anak itu cukup dengan menu gizi seimbang. Apabila masih balita, dipantau terus ya, kalau masih tidak kegemukan, tidak overweight, itu biasanya aman,” ungkap Ahmedz kepada awak media, baru-baru ini.

BACA JUGA: Terungkap: Ini Calon Wakil Wali Kota Pendamping Sudarsono di Pilkada Banjar

Dirinya pun membeberkan beberapa tips bagi orang tua. Hal ini dapat berguna untuk mencegah penyakit ginjal kronik sejak masa kanak-kanak. Pertama adalah anak harus selalu aktif. Tidak boleh malah bergerak.

“Dari kecil sudah dididik untuk melakukan hobi yang bergerak. Bukan hobi yang hanya jarinya yang bergerak. Yang bergeraknya badannya, lalu mulutnya, dan juga dia bisa berkelompok, bersosialisasi juga,” beber dokter ginjal anak RSHS itu.

Kedua, lanjut Ahmedz, rutin mengontrol tekanan darah. Terutama sejak anak menginjak usia 3 tahun. Hal ini harus terkontrol. Menurutnya, seringkali penyakit ginjal kronik didiagnosis atau terdeteksi saat stadium awal dari tekanan darah.

BACA JUGA: Banyak Muatan Baru dalam UU Desa, Pemda KBB Gercep Susun Perbup Perangkat Desa

“Dan yang ketiga, penggunaan garam dibatasi. Kita orang Indonesia senang makan nasi. Jadi mungkin garamnya sekarang kita mulai biasakan, tidak berlebih. Lalu yang keempat, monitoring gula darah,” imbuhnya.

Ternyata, kata Ahmedz, sejak masa kanak-kanak pun sudah mulai harus mengontrol gula darah. Lalu yang kelima, minum air putih harus cukup. Selanjutnya adalah monitoring fungsi ginjal.

“Jadi fungsi ginjal yang terpantau melalui urin rutin dan melalui pemeriksaan darah. Urium, katinim, natrium, dan kalium. Nah yang kami inginkan disini, ingin seperti di negara maju sebetulnya. Ada pemeriksaan urin rutin setiap tahun untuk anak-anak dan itu gratis,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan