JABAR EKSRPES – Ketika ada anggota keluarga kita yang meninggal, maka ada sebagaian saudara kita yang justru sibuk mempersiapkan tahlilan dan memberi makan tetangga yang datang untuk mendoakan si Mayit.
Hal ini sudah lazim dilakukan disebagaian besar masyarakat muslim di Indonesia, dengan mengundang jamaah tahlil untuk mendoakan sang Mayit.
Namun yang menjadi masalah adalah adanya budaya memberi makan atau bahkan sauvenir di hari-hari tertentu, misalkan di hari ke3, ke 7 atau ke 40 untuk jamaah yang datang tahlilan.
Bagi keluarga yang ditinggalkan dengan tingkat ekonomi tinggi tentu bukan masalah, bahkan hal ini mungkin sebagai ucapan terimakasih.
Namun bagi sebagian keluarga lain, hal ini tentu memberatkan, padahal sedang berduka cita, masih harus mempersiapkan segala macam makanan untuk tamu yang datang.
Baca juga : Bukan Hanya Tahlilan, Ini Cara Berbakti yang Benar Jika Orang Tua Sudah meninggal
Karena sudah menjadi tradisi sehingga diupayakan sebisa mungkin harus ada, bahkan ada yang sampai berhutang kesana kemari demi memenuhi hal tersebut.
Lalu apakah segala upaya tersebut memberikan manfaat untuk si mayit yang sudah meninggal?
Berdasarkan tulisan dari Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, amalan tersebut cukup bermanfaat, namun ada amalan-amalan lain yang lebih bermanfaat untuk mayit, dibandingkan mengadakan tahlilan, dengan mengundang banyak orang setiap malam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
(QS. An Najm: 39).
Dari ayat ini, sebagian ulama mengatakan bahwa usaha orang lain tidak akan bermanfaat bagi si mayit.
Namun pendapat ini adalah pendapat yang kurang tepat. Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa manusia tidaklah mendapatkan manfaat kecuali apa yang telah ia usahakan untuk dirinya sendiri.
Ini benar dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa amalan orang lain tidak bermanfaat untuk dirinya yaitu ketika orang melakukan amalan untuknya.
Jadi sebenarnya, amalan orang lain tetap bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal seperti amalan puasa dan pelunasan utang.