JABAR EKSPRES – Insiden kerusuhan terjadi pada konser Lentera Festival 2024 di Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (23/6) malam.
Ketidakpuasan penonton akibat pembatalan pertunjukan memicu tindakan perusakan properti dan peralatan panggung, menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah yang harus ditanggung oleh vendor event tersebut.
Menanggapi hal itu, Aras (36), pemilik Sadaraya Sound, sebuah vendor penyedia jasa sound system di Cileunyi, Kabupaten Bandung, mengkritik kerasa peran Event Organizer (EO) dalam kejadian ini.
Baca Juga:Bandung Dilabeli Smart City oleh Kemkominfo, Netizen beri Tanggapan BeginiViral Pengunjung Lempar Sampah ke Mulut Kuda Nil, TSI Bogor Ajak Pedagang Berhenti Gunakan Kantong Plastik
Aras mengungkapkan bahwa vendor maupun artis seringkali menahan sesuatu dari panitia sebagai jaminan agar proses pembayaran dapat teratasi dengan baik.
Ia menyarankan bahwa hal ini seharusnya menjadi standar dalam setiap kerjasama untuk menghindari kerugian besar bagi vendor.
“Penonton yang kemarin kurang dewasa, terus saya lihat juga artisnya kurang bisa baca situasi. Harusnya ada kesepakatan jaminan dari panitia, jadi jika ada kerugian, dampaknya enggak besar,” ujar Aras.
“Terus kan itu EO nya juga itu gak cekatan, kalau sudah terprediksi gak bakal landing kenapa harus dipaksakan,” tambahnya.
“Biasanya orang EO itu kan orang-orang lama, sekalipun dia bikin EO baru tapi dipastikan orang yang ada di dalamnya pasti orang lama, dan itu bisa kita tracking. Kecuali, EO wedding ya biasanya itu kalau baru ya baru semua,” lanjutnya.
