Hanya Seremonial, Galeri Arsip Covid-19 Jabar Tak Kunjung Dibuka untuk Umum, Sudah Telan Anggaran Rp 1,1 Miliar

JABAR EKSPRES – Gedung Galeri Arsip Covid-19 Jabar tak kunjung dibuka untuk umum. Pembukaan ruang galeri yang berada di lantai 3 Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) itu molor dari target.

Sekretaris Dispusipda Jabar Andri Heriyanto sempat mengungkapkan bahwa ruang galeri itu bakal dibuka pada awal Februari 2024. Karena pihaknya masih mempersiapkan isi konten dalam galeri itu. “Sekitar awal Februari nanti,” katanya saat ditemui Jabar Ekspres, akhir Januari lalu.

Namun hingga saat ini galeri dengan luas sekitar 325 meter persegi itu tak kunjung dibuka untuk umum. Misalnya pantauan Jabar Ekspres pada pekan lalu, ruangan itu masih tertutup rapat. Dengan pintu kaca yang diberi keterangan bahwa selain petugas dilarang masuk.

BACA JUGA: Sinopsis Film Takers: Kisah Tentang Perampok Bank Profesional vs Detektif Cerdik

Andri menguraikan, saat ini tim pelaksana dari bidang pengelola arsip statis masih melaksanakan software untuk mengisi konten di galeri. “Itu dihimpun dari semua perangkat daerah, dan masih berproses,” katanya, Selasa (19/6).

Andri sendiri juga masih belum bisa memastikan kapan proses pengisian konten itu tuntas dan bisa dibuka untuk umum. “Kami belum koordinasikan lagi,” imbuhnya.

Di sisi lain, galeri di Jalan Kawaluyaan Indah II Kota Bandung itu sebenarnya juga telah diresmikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin pada Rabu (20/12/2023) lalu. Namun tampaknya itu hanya seremonial, karena sampai sekarang juga belum dibuka untuk umum.

BACA JUGA: Kronologi dan Dugaan Sementara Kebakaran Kantor BNI Kendal

Pembangunan Galeri Arsip Covid-19 itu sendiri dilaksanakan pada 2023. Berdasar data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Jabar, pagu anggaran pembangunan galeri itu tembus Rp1,135 miliar. Dikerjakan Inti Mitra Niaga sebagai pemenang lelang.

Galeri itu diharapkan menjadi pengingat sekaligus pembelajaran terkait situasi pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru dunia itu. Arsip-arsip itu diharapkan menjadi memori kolektif sebagai warisan budaya baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Ruang galeri itu sebenarnya juga tidak kosong, karena beberapa konten sudah dipasang. Setidaknya galeri itu dibagi dalam 7 area. Masing-masing area memiliki karakter atau kekhasan konten.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan