JABAR EKSRPES – Pelaku mutilasi Ciamis Tarsum (51) yang membunuh istrinya Sendiri Y (44) akhirnya akan dipertemukan dengan dokter jiwa pada hari ini Senin, 6/5/2024).
Tarsum diduga mengalami gangguan kejiwaan karena melakukan kejahatan secara sadis, selain membunuh, dia juga memutilasi tubuh istrinya menjadi beberapa bagian.
Aksi sadis tersebut dilakukan dirumahnya di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, pada Jumat (3/5/2024).
Setelah memotong-motong tubuh istrinya, Tarsum menawarkan potongan daging istrinya ke tetangga untuk dijual.
Baca juga : Begini Kondisi Anak Korban Mutilasi Ciamis yang Disebut Jadi Penyebab Ayahnya Nekad
Dari Keterangan Kapolres Ciamis AKBP Akmal, diketahui bahwa dugaan gangguan jiwa terhadap pelaku mutilasi Ciamis ini sudah disadari oleh keluarganya.
Terbukti beberapa hari sebelum kejadian, pihak keluarga yakni korban atau istri pelaku sempat mendatangi puskesmas Rancah untuk melaporkan adanya perubahan perilaku dari pelaku yang sangat signifikan.
“Memang beberapa hari terakhir kondisi kejiwaan dari pelaku ada perubahan yang signifikan, gampang marah, berubah-berubah dan sempat kabur dari rumah.” ungkapnya AKBP Akmal kepada wartawan.
Akmal juga menambahkan, pihak puskesmas lantas mendatangi rumah pelaku dan mengecek kondisinya, namun pelaku mengaku kondisinya baik-baik saja.
Meski demikian puskesmas tetap memberikan semacam obat penenang dan meminta keluarga untuk mengupdate perkembangan perilakunya dan melaporkannya pada puskesmas.
“Tapi kemudian sampai kejadian tidak ada update dari keluarga sampai kemarin terjadi pembunuhan dan mutilasi,” imbuhnya.
Setelah ditangkap, polisi yang melakukan pemeriksaan juga menemukan adanya sikap pelaku yang berubah-ubah.
Pelaku kadang sadar bisa istigfar, namun kadang tidak bisa diajak berkomunikasi normal karena jawabnnya sering tidak nyambung dengan pertanyaan, bahkan kadang sampai teriak-teriak tidak jelas.
Baca juga : Tetangga Ungkap Penyebab Bandar Sapi Mutilasi Istri di Ciamis, Ternyata Karena ini
“Kadang bisa menceritakan kronologis awal kejadian, kemudian tidak nyambung lagi, dan karena teriak-teriak waktu proses interogasi dan mengambil keterangan, sementara kami hentikan dulu karena kondisi kejiawaannya masih labil.” jelasnya.
Saat ini Polisi sudah mengagendakan pelaku untuk bertemu dengan dokter jiwa untuk mengevaluasi kondisi kejiwaan pelaku. Sehingga hasil dari pemeriksaan dokter jiwa ini untuk menentukan tindakan yang akan diambil terhadap pelaku.