Semakin Canggih! Startup Gunakan AI untuk Edit DNA Manusia

JABAR EKSPRES – Sebuah tim peneliti di sebuah startup berbasis di Berkeley yang disebut Profluent mengklaim telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan generatif untuk mengedit DNA manusia.

Seperti yang dilaporkan oleh New York Times, startup tersebut memberi makan jumlah data biologis yang besar ke dalam sebuah model bahasa besar (LLM) untuk menciptakan editor baru berdasarkan teknik pengeditan gen terobosan CRISPR, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah makalah yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Tujuan mereka adalah untuk menghasilkan editor gen yang lebih efisien dan mampu daripada mekanisme biologis yang ada yang memungkinkan organisme, misalnya, untuk melawan penyakit dan patogen lainnya.

Profluent juga mengklaim telah menggunakan salah satu editor gen yang dihasilkan oleh AI ini, yang dinamai OpenCRISPR-1, untuk mengedit DNA manusia. Perusahaan mengatakan ini adalah “editor gen berbasis kecerdasan buatan, open-source, pertama di dunia” yang “dirancang dari awal dengan AI.”

“Keberhasilan kami menunjukkan kepada masa depan di mana AI secara tepat merancang apa yang diperlukan untuk menciptakan berbagai macam obat khusus untuk penyakit,” kata pendiri dan CEO Ali Madani dalam sebuah siaran pers. “Untuk mendorong inovasi dan demokratisasi dalam pengeditan gen, dengan tujuan mewujudkan masa depan ini, kami akan membuka sumber produk dari inisiatif ini.”

Baca juga: Revolusi Belajar Ngaji, Aplikasi Ngaji.ai Hadir dengan Artificial Intelligence

Meskipun perusahaan ini membuka sumber model AI-nya, perusahaan ini menjaga teknologi AI itu sendiri sebagai rahasia. Untuk saat ini, ini lebih merupakan bukti konsep dan masih belum jelas apakah OpenCRISPR-1 akan mampu menyaingi atau melampaui model CRISPR yang sudah ada, seperti yang dikemukakan oleh NYT.

Selain itu, seperti yang diberitakan oleh para ahli kepada surat kabar tersebut, yang benar-benar menghambat kemajuan bidang pengeditan gen adalah jumlah studi pra klinis untuk menunjukkan apakah editan ini aman dan efektif. Meskipun banyak optimisme, para ilmuwan masih khawatir tentang efek samping yang mungkin dari pengeditan DNA manusia, termasuk potensi untuk memicu – bukan melawan – kanker.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan