JABAR EKSPRES – 750 ribu lebih kendaraan telah keluar dari arah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) pada h-2 lebaran 2024.
Kepala Dishub Jabar, A Koswara menyebut, berdasarkan hasil data dari Traffic Counting, selama arus mudik 2024 berlangsung, kendaraan yang keluar dari wilayah tersebut telah mencapai 754.469.
“Berdasarkan data dari Traffic Counting yang kita miliki, total volume kendaraan yang keluar dari Jabodetabek selama periode pengamatan (arus mudik 2024) yakni di tanggal 4 – 8 April hingga pukul 12.00 Wib kemarin sebesar 754.469 kendaraan,” ucapnya Selasa (9/4).
Dari rartusan kendaraan yang keluar tersebut, Koswara mengaku sempat terjadi penurunan di tanggal 7 April stau H-3 lebaran kemarin.
“Di pada periode 7 April (kemarin) volume kendaraan sempat terjadi penurunan sebesar 5 persen karena para pemudik memilih lebih awal untuk keberangkatan mudik,” katanya.
Akan tetapi untuk peningkatan volume kendaraan tertinggi, Koswara menyebut terjadi pada tanggal 6 April atau H-4 lebaran Idul Fitri.
“Seperti di TC Tanjungpura, itu ada peningkatan sebesar 32 persen. Dan pada titik Tanjungpura juga para pemudik lebih memilih melewati jalan arteri Pantura,” ungkapnya
Meski begitu, secara keseluruhan pemudik yang keluar dari arah Jabodetabek tersebut, Koswara menuturkan yakni sebagian besar menggunakan kendaraan roda 2 atau Sepeda Motor
“Jadi secara keseluruhan jenis kendaraan yang teridentifikasi pada di Traffic Counting, itubdidominasi oleh sepeda motor dengan rata-rata harian sebesar 63 peresen,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dishub Jabar memprediksi pengguna roda dua atau sepeda motor akan mendominasi arus mudik tahu ini. Bahkan berdasarkan hasil survei, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Jabar, Agus Didik menyebut dari total 37 juta masyarkat Jabar yang akan melakukan perjalanan mudik, 5,5 juta diantaranya akan bergerak menggunakan roda dua.
“Untuk di Jawa Barat ini, potensi pilihan moda transportasinya (saat perjalanan mudik) justru menggunakan sepeda motor. Itu ada sekitar 5,5 juta atau 24,02 persen. Sementara untuk mobil pribadi 4,5 juta atau 19,8 persen, kereta api 4,2 juta atau 18,63 persen, bus 3,8 juta atau 16,66 persen dan mobil sewa 2,1 juta atau 9,13 persen,” katanya di Gedung Sate Bandung, Selasa (2/4) kemarin.
(San).