Warga Ngeluh, Dua Pekan Jalan Bojongkoneng KBB Tak Kunjung Diperbaiki

JABAR EKSPRES – Jalan Kampung Bojongkoneng, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), amblas. Kondisi jni dikeluhkan warga karena jalan yang amblas sudah terjadi sejak dua pekan lalu.

Berdasarkan pantauan di lokasi, lebar jalan yang amblas sekitar dua meter atau memutus seluruh badan jalan Kampung Bojongkoneng. Sedangkan panjang jalan amblas sekitar 2,5 meter.

Pada bagian jalan yang amblas ini terlihat jelas aliran saluran air dengan kedalaman sekitar dua meter. Warga sekitar berinisiatif memasang bambu di sekitar jalan amblas agar warga yang melintas berhati-hati.

Salah seorang warga setempat, Wawan (40), mengatakan jalan tersebut amblas terjadi pada Minggu 17 Maret 2024 lalu. Gorong-gorong di sekitar wilayah itu tak mampu menahan derasnya air yang disebabkan oleh hujan deras sebelumnya.

“Inisiatif warga membuat jembatan bambu, namun hanya bisa dilintasi oleh motor saja. Warga sangat berharap agar jalan amblas ini segera diperbaiki supaya dapat normal dilintasi warga,” kata Wawan kepada wartawan, Kamis (4/4/2024).

BACA JUGA: Catat! Istirahat di Rest Area? Pemudik Hanya Diberi Waktu 30 Menit

Menurutnya, jalan ini bukan hanya sebagai penghubung antar kampung saja. Melainkan jalan Kampung Bojongkoneng salah satu jalur alternatif penghubung antar kecamatan Ngamprah dan Cisarua.

Hal ini, tegas Wawan mengganggu aktivitas warga. Apalagi mayoritas warga Desa Bojongkoneng bertani.

“Ngirim sayuran dan barang jadi susah, kalau mau ke pasar Padalarang harus muter jauh lewat Cimanggu, satu jam perjalanan,” katanya.

“Belum kalau ada orang yang sakit, misalnya harus pakai mobil masa harus pakai motor. Muter mah jauh,” sambunya.

Karena itu, Wawan berharap, Pemda Bandung Barat segera melakukan perbaikan agar aktivitas warga kembali pulih.

“Sudah ditinjau, katanya akan diperbaiki. Tapi sampai saat ini belum ada perbaikan,” imbuhnya.

Hal senada dikatakan Asep (55), warga Bojongkoneung Landeuh. Menurut dia, amblesnya jalan ini membuat dirinya harus menambah biaya bensin untuk kendaraannya saat mengangkut barang.

Pasalnya, Asep harus mengambil jalan memutar yang lebih jauh.

“Nganter ke Desa Campaka Mekar misalnya, kan mobil ga bisa lewat. Jadi harus memutar lewat Cipada yang tembus langsung ke Desa Sindangsari lalu keluar di Jalur Purwakarta. Itu lumayan jauh,”keluhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan