CIMAHI, JABAR EKSPRES – Antisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, diperlukan peningkatan penataan lingkungan, terutama pada sistem saluran air di Kota Cimahi.
Menyikapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang menegaskan, perlunya langkah konkret dalam penataan lingkungan.
“Drainase yang tidak berfungsi, kerusakan sepadan sungai, serta identifikasi run-off yang teratur menjadi kunci dalam mencegah dampak buruk terhadap kota Cimahi,” ujarnya pada Jabar Ekspres saat dihubungi melalui seluler, Sabtu 23 Maret 2024.
Kepadatan penduduk dan pembangunan yang berkelanjutan telah mengurangi efektivitas sistem drainase air. Iwang menekankan pentingnya konservasi lingkungan sebagai solusi untuk masalah ini.
“Langkah yang paling konkrit, pulihkan kembali kawasan yang memiliki fungsi resapan air, fungsi konservasi, dan lakukan penertiban terhadap ijin-ijin yang tidak berijin,” papar Iwang.
BACA JUGA: Ada 63 Titik Rawan Bencana di Jabar saat Mudik Lebaran 2024
Iwang juga menyoroti pentingnya penertiban tata ruang yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan prinsip lingkungan.
“Pentingnya drainase yang berfungsi, upaya mencegah kerusakan sungai, serta perlunya identifikasi run-off secara rutin setiap tahun dan setiap bulan,” tegas Iwang.
“Lalu yang bermuara terhadap sungai yang masuk kepada sungai yang bisa berdampak terhadap Kota Cimahi itu sendiri,” tambahnya.
Kendati demikian, Iwang menegaskan untuk melakukan penertiban terhadap izin-izin yang tidak berlaku serta bangunan yang tidak berizin guna menjaga keseimbangan lingkungan.
“Hindari kegiatan yang tidak memperhitungkan kapasitas lingkungan di daerah tersebut,” tegas Iwang.
Ia juga menyoroti masalah sistem drainase yang tidak berfungsi dan penataan ruang yang merugikan hak-hak sungai.
“Pemerintah harus bertindak cepat dalam mengatasi hal ini demi keberlangsungan lingkungan hidup,” pungkasnya. (Mong)
BACA JUGA: Pengembangan RTH Kota Cimahi Tuai Kritik