Dampak Konflik Kepentingan Membuat Mahfud MD Mengundurkan Diri dari Menko Polhukam

JABAR EKSPRES – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membenarkan adanya konflik kepentingan dalam perannya sebagai menteri dan calon wakil presiden.

Setelah tiga bulan menjalankan peran ganda tersebut, Mahfud MD memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Menko Polhukam.

“Ternyata sesudah menjalani, saya sibuk, terkadang terasa ada konflik kepentingan ketika saya berkunjung ke daerah sebagai menko tidak sebagai cawapres, terkadang ada saja orang berteriak bapak cawapres. Jadi, (saya) menjadi tidak enak sehingga saya ya harus berhenti berjalan-jalan atau berkunjung ke mana-mana sebagai menko polhukam,” ucap Mahfud MD, Jumat (2/2).

Mahfud juga menyadari bahwa konflik kepentingan sulit dihindari. “Kadang kala, sulit dibedakan,” kata Mahfud.

Baca juga: Tom Lembong Sesalkan Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam

Meski demikian, Mahfud MD tetap menegaskan bahwa rangkap jabatan antara pejabat publik dan peserta pemilihan umum sesuai dengan undang-undang dan ia yakin tidak melanggar aturan.

Setelah dideklarasikan sebagai calon wakil calon presiden, Mahfud segera mengingatkan stafnya untuk tetap netral dalam mendukung pasangan calon lain.

“Kepada saudara pun waktu itu saya katakan, mungkin ada di antara saudara yang senang dengan saya, tetapi (kalian) tidak boleh ikut-ikutan memberi dukungan, berkampanye, memakai kaos, saya sudah bilang jangan, karena Anda ASN,” ujar Mahfud di hadapan pegawai dan pejabat Kemenko Polhukam.

Selain konflik kepentingan, Mahfud juga menyebut padatnya jadwal kampanye sebagai salah satu alasan pengundurannya. Ia merasa tidak nyaman harus membuat surat cuti setiap minggu untuk kegiatan kampanye.

Meskipun begitu, Mahfud bersyukur karena staf di Kemenko Polhukam mampu menjaga netralitas mereka dan mereka bekerja dengan profesionalisme.

“Dengan mereka (pejabat Kemenko Polhukam), saya terus bekerja dan mereka sangat profesional, tidak ikut-ikutan di dalam urusan politik. Saya tahu di berbagai lini itu sudah ada intel (agen intelijen, red.) pasti, dan mereka tahu bahwa di sini semuanya netral sehingga tidak ada sorotan atau intervensi di sini,” kata Mahfud Md.

Terakhir Mahfud berharap bahwa sikap netral ini tetap dipertahankan oleh para pegawai dan pejabat di Kemenko Polhukam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan