Dilema Pengembangan Wisata dan Hutan Konservasi Tahura Bandung

Tahura itu juga telah dilengkapi beberapa fasilitas. Mulai dari toilet, mushala, parkir, hingga area bermain anak.

BACA JUGA: Bunga Bangkai di Tahura Bandung Catat Rekor Mekar Tertinggi

Selesai Revitalisasi, Telan Anggaran Rp11 Miliar

Kawasan Tahura Bandung itu juga baru tuntas direvitalisasi. UPTD Tahura Ir H Djuanda sebagai pengelola tengah memperbaiki sejumlah sarana dan prasarana di kawasan itu.

Di antaranya, area parkir baru, perbaikan area depan, bangunan tiket, deck plaza entrance, area informasi, taman bermain, jogging track Goa Jepang, jogging track Goa Belanda – Gerbang Maribaya, gazebo, jembatan pos 1, jembatan pos 3, plaza pasar leuweung.

Berdasar data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Jabar, Proyek revitalisasi yang dimenangkan CV. Putri Nawa itu memiliki pagu anggaran Rp 11,7 miliar. Waktu pengerjaan 135 hari kalender.

Pengembangan Wisata Tahura Bandung Belum Maksimal, Perlu Integrasi Paket Wisata

Sekretaris Komisi II DPRD Jabar R Yunandar Rukhiadi Eka Perwira turut merespon terkait kondisi Tahura Bandung. Menurutnya pengembangan pariwisata kawasan itu masih perlu ditingkatkan.

Yunandar mengakui bahwa tugas utama Tahura itu adalah lebih ke fungsi hutan konservasi. Artinya ke program-program kehutanan seperti edukasi, konservasi termasuk fungsi menjaga sejumlah situs arkeologi yang ada di lokasi tersebut.

BACA JUGA: Bunga Bangkai Raksasa Mekar di Tahura Bandung, Jadi Pemikat Wisatawan

Tetapi, Tahura di kawasan Bandung Utara itu memang sudah lama jadi primadona wisata masyarakat. Tidak hanya warga Bandung tapi luar provinsi sampai mancanegara. “Makanya coraknya lebih ke wisata,” katanya kepada Jabar Ekspres.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) itu melanjutkan, Tahura memang memiliki potensi yang besar dari sektor pariwisata. Kawasan dengan luas sekitar 528 hektar itu tentu menarik dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Karena jarang ada tempat wisata memiliki luasan seluas Tahura di Jabar.

Sayangnya sejauh ini berbagai aspek untuk kemajuan pariwisata di kawasan itu belum lengkap. Misal rekap data kunjungan wisatawan secara detal belum ada. Yang ada baru rekap pendapatan yang memang tendnya meningkat selepas Covid. “Fungsinya baru orang berkunjung, bayar tiket. Padahal bagi saya Tahura bisa lebih dari itu,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan