Jabar Ekspres – Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan ambruknya bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Citangkil di Kampung Sukasari, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Minggu (14/1) pukul 14.15.
Sandra Fitria selaku Petugas Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD Kabupaten Sukabumi mengungkapkan, akibat ambruknya bangunan tersebut, kegiatan belajar mengajar para siswa terganggu.
“Sekitar pukul 14.15 WIB di lokasi kejadian turun hujan, kemungkinan atap bangunan sekolah sudah lapuk dan tidak kuat menahan beban sehingga 2 lokal atap bangunan SDN Citangkil mengalami ambruk degan kondisi rusak berat, tidak lagi bisa digunakan dalam kegiatan belajar maupun mengajar,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip Jabar Ekspres pada Selasa (16/1).
BACA JUGA: Pembangunan Pipa PDAM Menjadi Salah Satu Penyebab Benteng SDN 2 Parigi Ambrol
Beruntungnya saat bangunan sekolah dasar tersebut ambruk tidak ada aktivitas belajar mengajar, sebab sekolah tersebut masih dalam kondisi libur semester.
“Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian, karena kelas dalam keadaan kosong karena masa libur semester menjelang keesokan harinya masuk sekolah, aset sekolah berupa meja,kursi dan yg lainnya telah diamankan sebelum kejadian ke ruangan yg masih aman,” terangnya.
Dalam laporan tersebut Dia melanjutkan bahwa sekolah itu terakhir kali mengalami renovasi sudah belasan tahun yang lalu, namun ada kelas yang baru selesai di dekat bangunan yang ambruk tersebut.
“Sekolah tersebut terakhir direnovasi sekitar tahun 2006 dengan bahan material kayu, sedangkan yang baru selesai dibangun 1 lokal menggunakan baja ringan posisi berdampingan dengan kelas yang mengalami ambruk dalam kondisi masih baik dan aman,” terangnya.
Masih kata Sandra, kelas yang mengalami ambruk tersebut biasanya dipergunakan untuk kelas 1 dan 2, dengan jumlah siswa mencapai 60 orang. Para murid ataupun guru juga khawatir dengan kondisi bangunan lainnya yang sudah tidak layak.
BACA JUGA: Hari Pertama Sekolah, Murid SDN Sukamanah 02 Jonggol Belajar di Rumah
“Jumlah Guru ASN berikut Kepala Sekolah 2 orang, sedangkan Pengajar non-ASN berjumlah 5 orang. Bangunan yang mengalami ambruk biasa digunakan oleh murid kelas 1 dan 2 dengan jumlah 60 murid,” katanya.