Kurangnya Sosialisasi Lingkungan, Warga Sariwangi KBB Ngeluh Tarif Pengangkutan Sampah Naik

JABAR EKSPRES – Sosialisasi dan imbauan pengelolaan lingkungan khususnya sampah pada masyarakat di Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kab. Bandung Barat masih dinilai kurang.

Muhidin Abras, Ketua RT 02/12 Mekarwangi, Desa Sariwangi, menyoroti penumpukan sampah di wilayahnya, menunjukkan bahwa kekurangan program pemilahan sampah organik dan anorganik disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang dilakukan.

Menurut Muhidin, selain kurangnya armada truk yang mengangkut sampah dari masyarakat juga menjadi faktor utama adalah kenaikan tarif pengangkutan sampah yang kini dikeluhkan warga.

BACA JUGA: Krisis Sampah di Desa Sariwangi Tak Kunjung Usai, Pemerintah Dinilai Lamban dalam Revitalisasi TPS

“Mulanya itu hanya Rp850 ribu sekarang menjadi Rp1,5 juta dan harus bayar lagi untuk ongkos yang kerja menaikan sampah dari UPT Kebersihan sebesar Rp300 ribu, jadi total Rp1,8 juta untuk satu truk pengangkut sampah,” terangnya pada Jabar Ekspres, Kamis 11 Januari 2024.

Muhidin mengungkapkan, sejumlah warga di tiga RW di Desa Sariwangi menyampaikan keluhan terkait kenaikan tarif pengangkutan sampah. Meskipun tarif telah naik, ia menyoroti kurangnya keteraturan dalam ritase pengangkutan sampah, bahkan dalam satu minggu sekali pun belum pasti terlaksana.

“Naik juga kalau pelayanannya lebih baik gak masalah. Tapi ini, tidak diimbangi itu sehingga sampah numpuk-numpuk terus,” ungkapnya.

Berbeda dengan pandangan Diena Citra Wardhani (23) seorang pengajar di Cahaya Pendidikan Internasional yang menurutnya sosialisasi dari pihak desa pun hingga saat ini tidak ada.

“Sosialisasi dari pihak desa juga tidak ada, jadi semakin banyak warga yang buang sampah disitu, walaupun ada tulisannya dilarang buang sampah,” ucap Diena.

Menurutnya, kebingungan waktu pengangkutan sampah tersebut tidak teratur sehingga menyebabkan penumpukan hingga ke ruas jalan dan menimbulkan genangan air yang bau.

“Pengangkutan sampah juga itu yang bikin saya bingung, saya suka memperhatikan kapan sampah di angkutnya? Kadang seminggu itu tidak diangkut. Jadi entah kapan diangkutnya berapa kali sekali saya tidak tahu.,” ungkap Diena.

“Kalau sudah tidak di angkut itu benar-benar bau banget, dan macet di depan karena satu jalur, bahkan mau jalan kaki pun sulit,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan