Krisis Sampah di Desa Sariwangi Tak Kunjung Usai, Pemerintah Dinilai Lamban dalam Revitalisasi TPS

JABAR EKSPRES – Menumpuknya sampah menimbulkan bau yang menyengat. Hal itu tentunya membuat tak nyaman, khususnya bagi para pedagang di sekitar dl Desa Sariwangi, Kabupaten Bandung Barat yang berbatasan dengan Kota Cimahi.

Pengangkutan sampah yang tidak menentu dan hanya satu truk sehingga sampah secara terus menerus menumpuk, hingga muncul belatung menjadi pemicunya.

“Dampaknya bau sekali, lalu kadang-kadang jalan jadi macet juga akibat sampah yang melebar kalau hujan,” kata Agus Dadang salah seorang pedagang makanan.

BACA JUGA: Banjir Lumpur di Area Wisata Batu Templek Cimenyan Viral di Media Sosial, Benarkah?

Dadang mengakui, disetiap waktu tertentu terutama saat hujan desa tiba, menimbulkan kemacetan akibat sampah yang bertebaran ke jalan dan air meluap karena drainase tersumbat sampah.

“Jam-jam tertentu suka macet sekali, apalagi kalau hujan,” ucap Agus pria berusia 45 tahun tersebut.

Akibat penumpukan sampah yang menumpuk, berdampak pada penurunan omset penjual karena pembeli menjadi tidak datang karena melihat kondisi lingkungan yang tidak bersih.

“Sering menyengat akibat bau sampah jadi pelanggan merasa tidak nyaman kalau disini karena berpapasan langsung di depannya bak sampah itu,” ungkapnya.

“Omset menurut hampir 30 persen, kita tertolong dengan pesanan online saja,” tambahnya.

Saat disinggung mengenai bentuk perhatian pemerintah setempat, Agus mengakui hingga saat ini pemerintah masih hanya sebatas meninjau tanpa adanya solusi untuk revitalisasi TPS.

“Pemerintah setempat pernah ada yang kesini, hanya meninjau saja jadi tidak ada realisasinya,” kata Agus.

Ditempat yang sama, Ibu Sari Ajeng (43) pedagang nasi kuning mengeluhkan banyaknya lalat yang hinggap ke makanan, dampak tersebut disebabkan sampah yang menumpuk.

“Sampah numpuk terus diangkutnya tidak menentu jadi banyak lalat-lalat hinggap kesini,” keluhnya.

Sari menerangkan, akibat dari banyaknya lalat membuat pembeli menjadi risih sehingga omset penjualan menurun drastis.

“Kita tertolong sama pesanan online, kalau seperti ya sepi tidak ada yang membeli,” ungkap Sari.

Tempat pembuangan sampah yang minim, Sari berharap pada pemerintah agar segera mengatasi hal tersebut, pasalnya sangat berdampak bagi para pedagang makanan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan