KABUPATEN BANDUNG, JABAR EKSPRES – Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN Tawangheman 1-2, yang berlokasi di wilayah Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung tengah jadi sorotan.
Salah satu orangtua siswa SDN Tawangheman 1-2 Solokanjeruk, Bambang (41) mengeluhkan, anaknya sampai saat ini belum pernah menikmati bantuan dana pendidikan dari pemerintah tersebut.
“Anak saya namanya Rizki Nurdiansyah (8), sekarang dia kelas 2 di SDN Tawangheman, belum merasakan PIP,” kata Bambang, Rabu 20 Desember 2023.
Pria yang bekerja sebagai pedagang batagor di Desa Rancakasumba itu mengaku, anak pertamanya pun bernama Rifa Nurul Annisa (17), yang merupakan alumni SDN tersebut dan saat ini sudah kelas 3 SMA, belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah melalui PIP.
Bambang mempertanyakan, sejumlah pogram pemerintah termasuk dalam ranah pendidikan, praktik di lapangan masih tergolong kurang tepat sasaran.
BACA JUGA: JANGGAL! SDN Tawangheman 1-2 Bandung Disorot Usai Ratusan Buku Tabungan PIP Murid Diduga Hilang
“Jujur, saya bukan syirik tapi ini protes meski bukan rezekinya. Bayangkan, yang mendapat bansos atau BLT orangnya itu-itu saja dan tergolong mampu. Tapi warga yang lain, termasuk saya tetap saja gigit jati gak dapat bantuan,” bebernya.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, PIP merupakan program yang merangkul berbagai aspek pendidikan, termasuk memberikan bantuan berupa uang tunai, perluasan akses pendidikan, dan kesempatan belajar.
Program tersebut diberikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin, untuk membantu membiayai pendidikan mereka.
Melansir dari situs web Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), PIP dirancang untuk memastikan bahwa anak-anak usia sekolah dari lapisan masyarakat yang kurang beruntung tetap dapat menerima pendidikan hingga tingkat menengah.
Bahkan hak berpendidikan tersebut dapat dinikmati baik melalui jalur formal maupun informal, termasuk program Paket A sampai Paket C serta pendidikan khusus.
Melalui program tersebut, pemerintah berupaya mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah, dan diharapkan dapat menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikannya.
BACA JUGA: Covid-19 di Jabar Terus Merebak, Ini Langkah Antisipasi Dinkes Jabar