Banyak Caleg Stres Akibat Gagal Terpilih, Begini kata Ahli Psikologi Unpad

Jabar Ekspres – Menjadi seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) diketahui memilik tantangan tersendri. Sebab selain modal yang cukup besar, mental juga harus dipersiapkan secara kuat sebab tak jarang, para caleg banyak yang mengalami gangguan jiwa akibat stres karena tidak terpilihnya menjadi anggota legislatif.

Menanggapi hal itu, Ahli Psikologi Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Zaenal Abidin mengungkapan bahwa menjadi seorang caleg membutuhkan upaya yang cukup besar. Pasalnya kata dia, menjadi sorang caleg harus memilki persiapan yang cukup matang salah satunya dana.

BACA JUGA: Bukan Uang, Mantan Caleg Ini Beberkan Alasan Gagal di Pileg

Akan tetapi, Zaenal mengatakan bahwa sering kali para Caleg dalam mempersiapkan hal tersebut dengan berbagai cara salah satunya melakukan peminjaman

“Jadi dalam beberapa kasus itu mereka (para Caleg) sering kali untuk dana itu meminjam ke berbagai pihak dan tentunya mereka akan merasa cemas ketika gagal (terpilih). Dan ketika gagal, mereka itu akan drop,” katanya saat dihubungi, Sabtu (16/12).

Secara Psikolog, Zaenal menjelaskan bahwa para caleg akan memiliki ekspetasi tinggi yang dapat berdampak kepada kecemasan saat mereka gagal terpilih. Sehingga tak jarang, para caleg yang gagal terpilih akan langsung mengalami stres bahkan depresi.

“Jadi ketika kandidat itu mengalami sel saraf intens, maka akan depresi. Nah kalau sudah terkena depresi, itu mereka akan malas ketemu orang, merasa dirinya gagal sebagai manusia. Dan biasanya kalau yang sampai masuk ke rumah sakit jiwa, itu yang memang levelnya sudah masuk ketahap depresi,” Ungkapnya.

BACA JUGA: Layanan Khusus Caleg Gagal di RSUD Bikin Ramai, Dinkes Jabar Jawab Begini

Maka agar hal tersebut dapat dihindari, Zaenal menuturkan bahwa para Caleg harus memiliki mental yang cukup kuat terlebih saat tidak terpilih oleh rakyat.

“Caleg itu harus memilki mental yang kuat, karena biasanya yaang mengalami itu (gangguan jiwa) itu, karena terbujuk oleh iming-iming kalau mereka menjadi kandidat dan berhasil (terpilih). Tapi kalau gagal mereka itu pasti akan malu dan merasa marah,” imbuhnya. (San).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan