JABAR EKSPRES – Hujan deras yang mengguyur pada Rabu, 6 Desember 2023 kemarin, membuat satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Baturengat 01 Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung terendam banjir akibat tanggul jebol dari luapan Sungai Inpres.
Banjir yang merendam SD ini juga sudah terjadi dua kali. Pertama pada Jumat, 1 Desember 2023 lalu, dan yang paling tinggi Rabu, 6 Desember 2023 kemarin.
Dalam pantauan Jabar Ekspres di lokasi, terlihat bangunan sekolah yang mempunyai 9 ruangan ini semuanya terendam banjir. Bahkan, ketinggian air sendiri sudah mencapai dada orang dewasa.
Ada pula beberapa bangku dan meja yang berada di tengah lapangan sekolah akibat terbawa banjir. Sekarang, bercampur dengan lumpur yang masih belum dibersihkan dengan ketinggian selutut orang dewasa.
Terlihat juga beberapa guru sedang mencoba membersihkan sisa-sisa lumpur dari banjir yang terjadi menggunakan alat seadanya. Ada juga Dinas Damkar Kabupaten Bandung yang ikut membersihkan dan melakukan evakuasi.
BACA JUGA: Kota Bandung Mulai ‘Hujan’, Pemkot Siapkan Trik Jitu Atasi Banjir
Salah satu Guru kelas 1 SDN Baturengat, Heti Sabarijah (58), mengatakan kejadian banjir yang merendam sekolahnya ini yang kedua kali dalam satu minggu ke belakang.
“Jadi mulai banjir itu malam sabtu sekali. Terus kedua kalinya, kemarin Rabu banjir susulan. Yang kedua lebih besar dan lebih tinggi,” ujar Heti saat ditemui di lokasi, Kamis, 7 Desember 2023.
Heti menjelaskan, banjir yang merendam sekolah bukan hanya hujan, melainkan ditambah adanya tanggul sungai inpres yang jebol.
“Itu akibat dari tanggul jebol. Air masuk ke sini sama limbahnya, sama lumpurnya. Masuk semua ke sekolah. Karena ini dataran paling rendah sekolah,” katanya.
Heti mengatakan, jebolnya tanggul itu juga bukan sekali. Melainkan yang kedua kalinya ketika hujan pertama pada Jumat (1/12) malam.
“Jebolnya itu malam, waktu hujan besar. Yang Jumat malam dan Rabu malam itu juga hujan dan airnya besar. Tanggulnya yang (saat hujan kedua kali) kedua juga jebol lagi di belakang,” tuturnya.
Selain itu, akibat dari terendamnya bangunan, kata Heti, sekolah yang menampung 400 lebih siswa, yang terdiri dari 9 kelas ikut terendam. Bahkan, peralatan elektronik di sekolah semuanya hancur.