Fasilitas Transportasi Kacau, Wacana Transformasi Angkutan Masih Tahap Penyusunan

JABAR EKSPRES – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung tengah berada di situasi yang sulit. Selain harus mampu mengular kemacetan yang kian parah, wacana pengalihan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi publik tak kunjung konkrit.

Hal ini, tentunya berkenaan dengan kurangnya fasilitas pendukung yang mampu memberikan daya tarik bagi masyarakat. Selain itu, aspek kenyamanan dan fleksibilitas jadi alasan kurang diliriknya transportasi publik saat ini.

Warga Asal Cinambo, Ema Sriulina menuturkan, dirinya lebih memilih menggunakan transportasi online ketimbang angkutan kota. Padahal, wilayahnya dilalui trayek angkot jurusan Panghegar – Dipatiukur.

Menurutnya, hal tersebut berkaitan dengan menejerial waktu keberangkatan. Pasalnya, angkot bakal memakan banyak waktu dalam perpindahan satu tempat ke tempat lain. Selain itu, kurangnya fasilitas penunjang membuat dirinya enggan menggunakan transportasi publik.

BACA JUGA: Menyoal Stop Sign, Dewan Minta Dishub Fokus Benahi Sistem Transportasi

“Lebih ke biar pasti aja, kalau ojol kan ada keterangan waktu soal berapa menit estimasinya. Angkot mah kan gak ada, belum lagi ngetemnya, kalau penuh kan pasti desek-desekan. Apalagi kalau kejar setoran kan kadang dipaksain harus masuk semua, jadi asa gak nyaman,” katanya kepada Jabar Ekspres, Rabu, 6 Desember 2023.

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Bandung tengah menyiapkan moda transportasi publik terintegrasi yang bakal terhubung pada halte-halte representatif yakni Bus Rapid Transit.

Namun, nyatanya masyarakat masih harus bersabar akan wacana ini. Sebab, terkait moda transportasi tersebut diprediksi baru akan diputuskan pada tahun 2024.

Kepala Bidang dan Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub Kota Bandung, Asep Kurnia mengungkapkan, BRT kini masih dalam tahap penyusunan yang dilakukan oleh Dohwa Consultant. Berkenaan dengan hal tersebut, pihaknya juga tengah menyiapkan strategi konversi angkot yang terdampak oleh BRT.

“BRT Bandung Raya saat ini tengah dalam proses penyusunan yang dilakukan oleh tim Dohwa Consultant. Kami juga sedang menyusun pengkonversian angkot yang terdampak oleh BRT,” kata Asep Kurnia.

Diakui Asep, nantinya moda transportasi tersebut bakal mengikuti sistem Jaklingko yang ada di DKI Jakarta, dengan menerapkan sistem Buy The Service (BTS). Hal ini diharapkan tak terdapat lagi budaya setoran di para supir transportasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan