DEPOK, JABAR EKSPRES – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) melakukan penanaman pohon di lingkungan kampus UIII, Depok.
Penanaman pohon tersebut dalam rangka mengantisipasi pemanasan global dan mengatasi polusi di sekitar Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabotabek). Acara ini merupakan sebuah gerakan tanam pohon bersama yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ridho Sani dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII, Dr. Philips J. Vermonte.
Ridho menjelaskan bahwa penanaman pohon dilakukan di lingkungan kampus UIII karena komitmen UIII yang kuat dalam menjadi kampus hijau.
Dia menyebutkan, ada sekitar 600 pohon yang ditanam dengan jenis-jenis yang beragam, seperti pohon pule, pohon trembesi, pohon sawo kecil, dan bungur.
“Kami berada di kampus UIII, ini merupakan salah satu kampus internasional di Indonesia, dan mereka punya komitmen yang kuat ya untuk menjadikan UIII menjadi kampus hijau. Saya bersama dengan Dr. Philips, tadi kami bersama melakukan penanaman pohon,” katanya, Kamis 30 November 2023.
BACA JUGA: Tular Nalar Bersama Para Mitra Membangkitkan Kepekaan Digital Pemilih Pemula
“Jadi kurang lebih ada sekitar 600 pohon yang kita tanam, saya ingin menjadikan pohon-pohon ini sebagai UIII kampus hijau,” sambungnya.
Sementara itu, Philips J. Vermonte mengungkapkan rasa syukur atas bantuan dari Gakkum KLHK karena sudah membantu UIII untuk menjalankan mandatnya sebagai kampus hijau.
Dia mengungkapkan bahwa kampus UIII merupakan kampus percontohan ruang terbuka hijau, yang akan diisi oleh mahasiswa dari seluruh dunia, dan saat ini sudah datang lebih dari 50 negara, sehingga penanaman pohon ini akan menjadi pembelajaran mahasiswa UIII dan warga kota Depok.
“Jadi sejak awal didirikan kampus ini 142ha memang akan dijadikan sebagai reservoa air dan juga kampus percontohan ruang terbuka hijau, apalagi kita ada mahasiswa mahasiswa asing yang sekarang mereka datang dari banyak negara ya, 65 negara,” ucapnya.
Dirinya menyebut , Ada yang berasal dari timur tengah, asia selatan, afrika, dan negara negara berkembang lainnya yang mungkin menghadapi masalah yang sama.