JABAREKPRES – Keberadaan angka stunting yang masih tinggi di Indonesia akan menjadi perhatian serius pasangan Capres Ganjar pranowo – Mahfud MD jika menang sebagai Capres.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Siti Rahmayanti mengatakan, untuk menekan angka stunting ini, Pasangan Ganjar – Mahfud MD akan memberikan pemenuhan kebutuhan gizi kepada ibu hamil dan bayi sampai usia lima ahun.
‘’Pasangan Ganjar – Mahfud MD berkomite akan menekan angka sunting sampai di bawah 9 persen,’’ kata Siti Rahmayanti dalam keterangnya.
Program pemberian makanan bergizi bagi ibu hami dan bayi ini diberikan jika pasangan calon (Paslon) menang dalam Pilpres 2024.
Program ini sudah dituangkan dalam visi dan misi Paslon Ganjar – Mahfud MD untuk mewujudkan generasi masa depan Indonesia cerdas dan unggul.
Pihaknya juga akan memberikan layanan kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar untuk ibu hamil dan bayi agar kesehatannya terjamin.
Selain itu memberikan sosilisasi untuk memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan makanan pendapig yang sehat dan bergizi.
Keberadan ibu hami dan menyusui in akan terus dipantau untuk memastikan tumbuh kembang anak berhasil dengan baik.
Siti Rahmayanti menambakan, melakukan pencegahan stunting sangat penting dan sebetulnya memiliki biaya sangat murah.
Akan tetapi, jika ini tidak dilakukan maka, massa depan generasi bangsa Indonsi akan jauh tertinggal dari negara lain.
Stunting harus dicegah lebih dini ketika bayi masih dalam kandungan dengan memberikan makanan dan nutrisi bergizi.
Selama menjabat sebagai Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah berhasil menekan angka stunting hingga 51 persen dalam kurun empat tahun.
Hasil ini karena Ganjar telah membuat program dalam menekan angka stunting dengan memberikan ibu hamil dan bayi makanan bernutrisi dan bergigzi.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng 24,4 persen.
Kemudian pada 2019 turun jadi 18,3 persen. Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu.
Pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen. Kemudian pada 2021 turun kembali menjadi 12,8 persen.
‘’Dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen,’’ pungkas Siti Rahmayanti. (**/yan).