JABAR EKSPRES – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim merespon beredarnya data yang menunjukkan jumlah pengangguran di Kota Bogor menduduki peringkat tertinggi di pulau Jawa.
Informasi tersebut sempat heboh pasca viral disalah satu akun media sosial Twitter dengan menampilkan urutan kota/kabupaten di Jabar dalam persentase tingkat pengangguran tertinggi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022.
Kota Bogor berada di urutan pertama tingkat pengangguran di Jawa dengan nilai 10,78 persen. Kemudian di posisi kedua diduduki Kota Cimahi dengan nilai 10,77 persen dan ketiga, ada wilayah Kabupaten Bogor dengan nilai 10,64 persen.
BACA JUGA: Penanganan Longsor di Area Underpass Stasiun Batutulis Libatkan Pihak Kontraktor
Dedie A. Rachim membenarkan hal itu. Namun dirinya menegaskan, bahwa data tersebut merupakan hasil survei jumlah pengangguran terbuka yang dinilai pasca pandemi Covid-19 dua tahun silam.
“Kalau tidak salah tahun 2021. Pada saat itu baru selesai pandemi, tetapi setelah 2021 pasca pandemi, kita kan banyak melakukan langkah-langkah terutama membuka lapangan pekerjaan melalui kemudahan berusaha di Kota Bogor,” ungkapnya kepada Jabar Ekspres dikutip Selasa, 21 November 2023.
Ia mengaku, kondisi kala itu membuat keuangan daerah merosot hingga capaian pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor berkurang hampir 40 persen.
“Jadi itu dilihat dari indikasi itu, dan memang kan Kota Bogor tidak ada industri, semuanya jasa, ada hotel, mall dan restoran. Kebayang dua tahun pada saat itu hotel restoran mall tutup semua, ya wajarlah disaat itu dilakukan penilaian,” lirihnya.
Meski begitu, pihaknya merasa tidak perlu ada yang ditutupi terkait jumlah angka pengangguran dan sudah sepatutnya menjadi konsumsi publik.
“Kota Bogor ini kan kalau dari sisi data selalu akurat ya, selalu menyampaikan data sesuai dengan fakta, tidak ada yang ditutup-tutupi. Jadi artinya ya itu adalah realitas yang ada yang kemudian harus jadi pemicu bagi pemerintah dan juga sektor swasta untuk bangkit berkembang, membuka lapangan pekerjaan da memudahkan kesempatan berusaha bagi semua orang,” beber Dedie.
Menurutnya, pada masa-masa itu memang hampir seluruh daerah termasuk Kota Bogor dihadapkan dengan sejumlah tantangan yang amat besar. Namun, Dedie menyebut, saat itu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berupaya melakukan langkah-langkah komperhensif dan memudahkan akses perizinan dari sektor pendirian usaha.