JABAR EKSPRES – Der Judenstaat atau ‘Negara Yahudi’, merupakan sebuah buku yang ditulis oleh Theodor Herzl. Buku tersebut diterbitkan tahun 1896 di Leipzig dan Wina.
Dengan subjudul ‘Versuch einer modernen Lösung der Judenfrage‘ atau ‘Proposal untuk sebuah solusi modern mengenai masalah Yahudi’, buku ini ditujukan kepada Rothschild yang berperan dalam membangun negara Zionis di tanah Palestina.
Theodor Herzl memiliki visi membangun negara Yahudi pada abad ke-20. Hal tersebut, menurutnya, merupakan cara terbaik untuk menghindari anti-Semitisme di Eropa.
Dari sini lah istilah Zionisme menjadi dikenal oleh internasional. Gerakan Zionisme tersebut melahirkan Negara Israel pada tahun 1948.
Gerakan ini muncul di Eropa tengah dan timur pada akhir abad ke-19 dan menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk bermigrasi ke tanah Palestina dengan bertujuan kembali ke Eretz Yisrael (tanah nenek moyang/tanah yang dijanjikan oleh Tuhan). Di sana, mereka dapat terbebas dari anti-Semitisme dan penganiayaan terhadap kaum Yahudi yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
BACA JUGA: Israel Berencana Hancurkan Gaza untuk Proyek Kanal Ben Gurion?
Awal Mula Kemunculan Ideologi Zionisme
Kemunculan pemikiran Zionisme muncul setelah penawanan Babilonia di tangan Nebukadnezar. Selain itu, kepercayaan dari orang Yahudi bahwa Eretz Yisrael, atau ‘tanah perjanjian’ juga memperkuat ide pembangunan negara Israel di tanah Palestina.
Namun, hal ini bertolak belakang dengan apa yang diajarkan dalam kitab Taurat yang melarang kaum Yahudi untuk membangun negara sendiri dan harus dibangun oleh Mesias yang akan ditunggu-tunggu.
Sekitar pertengahan abad ke-19, dua orang rabi muncul dan menyerukan kepada kaum Yahudi untuk membuka sebuah jalan bagi Mesias untuk mendirikan negara Israel. Seorang filsuf Yahudi kelahiran Jerman, Moses Hess, mengatakan bahwa masalah anti-Semitisme yang terjadi pada kaum Yahudi dikarenakan tidak adanya tanah air bagi kaumnya.
Tren anti-Semitisme mula-mula muncul di Rusia, melalui kamp kerja keras yang dibuat oleh Nazi di Eropa dan berakhir dengan pembakaran massal orang-orang Yahudi (Holocaust) dan lainnya oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
Keinginan para kaum Yahudi untuk membangun entitas di Palestina semakin meningkat. Tujuannya adalah agar para orang-orang Yahudi yang ditindas di Eropa mendapatkan keamanan dan kedamaian dalam hidup.