JABAR EKSPRES – Terobosan yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjar dalam mengantisipasi kebocoran dalam retribusi parkir ke kas daerah terbukti ampuh. Melalui sistem penerimaan retribusi parkir menggunakan aplikasi barcode dari para kolektor penarik retribusi ke juru parkir berdampak positif dalam setoran ke Kas Daerah. Hasilnya setoran ke Kas Daerah setiap harinya menjadi naik.
“Selama penerapan sistem penarikan menggunakan barcode, dalam satu minggu terkahir per hari mencapai Rp2,6 juta. Rata-rata meningkat Rp600 ribu per hari,” ujar Kepala Dishub Kota Banjar, Asep Sutarno melalui Sekretaris Dishub, Hj. Ika Kartikawati, pada Senin, 13 November 2023.
Hj. Ika Kartikawati mengaku, inovasi yang dilakukan berbuah manis, dimana program digitalisasi yang dilaksanakan mampu mendokrak PAD Parkir. Hal ini bisa meningkatkan potensi PAD yang minim bisa ditingkatkan.
“Kita berharap program digitalisasi parkir ini bisa menggali lagi potensi potensi parkir di tempat yang lain karena ada beberapa titik yang belum ditarik retribusi. Selain itu, penerapan sistem digitalisasi ini untuk memutus mata rantai kebocoran PAD,” katanya.
“Dalam satu minggu terakhir ini kita mampu memperoleh pendapatan Rp 2,6 juta bahkan sampai 3,2 jika ditambah dengan parkir khusus,” lanjutnya.
BACA JUGA: Begini Klarifikasi Lurah Muktisari Kota Banjar Soal Polemik dengan Linmas
Sekretaris Dishub Kota Banjar itu menjelaskan, selama sistem menggunakan digitalisasi barcode petugas parkir menyetor besaran retribusi seusai target. Akibatnya, PAD retribusi yang didapatkan bisa meningkat dibanding sebelum-sebelumnya.
Jadi, lanjut dia, besaran nilai retribusi sudah tercatat di sistem. Fungsi barcode untuk menyelaraskan setoran yang dipungut dari juru parkir ke kas daerah agar besaran retribusi sesuai dengan yang ditetapkan.
“Ini luar biasa peningkatan PAD retribusi sudah signifikan, kita mendapat setoran lebih Rp3 juta, dibandingkan sebelumnya hanya sebesar Rp2 juta,” bebernya.
Dia menambahkan, Dishub Kota Banjar juga berupaya untuk menambah peralatan guna menunjang kinerja dari setiap kolektor penarik retribusi parkir. Selama penerapan sistem barcode baru, ada tiga mesin barcode yang digunakan para kolektor dalam menarik retribusi parkir.
“Selama penerapan digitalisasi, kita hanya menggunakan tiga mesin barcode. Kedepan akan kita tambah agar pelaksanaan tugas petugas di lapangan dapat semakin maksimal sehingga dapat mencapai target PAD Retribusi Parkir Tahun 2023,” pungkasnya. (CEP)