JABAR EKSPRES- Komite untuk Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa 23 jurnalis di Gaza telah tewas saat meliput konflik Israel-Palestina yang terus berlangsung. CPJ menekankan pentingnya untuk tidak mengincar jurnalis dalam konfrontasi.
Dari 23 jurnalis yang dilaporkan tewas, 19 di antaranya adalah jurnalis Palestina. Empat lainnya terdiri dari tiga jurnalis Israel dan satu jurnalis dari Lebanon.
Selain itu, CPJ sedang menyelidiki laporan-laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang mungkin tewas, hilang, ditahan, terluka, atau diancam, serta kerusakan pada kantor media dan tempat tinggal jurnalis.
BACA JUGA : Biden Umumkan Persyaratan Khusus dalam Upaya Mediasi Konflik Israel-Hamas
Sherif Mansour, Koordinator Program Timur Tengah dan Afrika Utara CPJ, menyatakan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan “pekerjaan penting” selama masa krisis. Oleh karena itu, pihak yang terlibat konflik seharusnya tidak menganggap mereka sebagai sasaran.
Selain jurnalis, puluhan pekerja PBB di Jalur Gaza juga turut tewas akibat serangan Israel. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengonfirmasi bahwa 29 rekan mereka di Gaza telah tewas sejak 7 Oktober. Separuh dari mereka adalah guru untuk anak-anak pengungsi Palestina.
BACA JUGA : Makin Brutal, Israel Hacurkan 26 Masjid dengan Rudal di Gaza
Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus melakukan serangan udara di Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke wilayah Israel. Hingga berita ini ditulis, setidaknya 1.400 warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan Hamas.
Sementara itu, serangan Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama 16 hari telah menewaskan sedikitnya 5.087 jiwa, termasuk 2.055 anak-anak. Korban luka mencapai lebih dari 15 ribu orang. Serangan Israel juga telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza menjadi terlantar dan mengungsi.