BOGOR, JABAR EKSPRES – Musim kemarau yang berdampak pada kekeringan hingga masih terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. BPBD Kabupaten Bogor mencatat, hingga Kamis (19/10) jumlah desa dan kelurahan yang terdampak kekeringan mencapai 208 desa/kelurahan yang tersebar di 38 Kecamatan.
Untuk menanggulangi musim kering dan sulitnya mendapatkan air bersih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor meminta perusahaan agar membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air.
Bupati Bogor Iwan Setiawan menegaskan, Perusahaan harus lebih peka melihat situasi yang terjadi di sekitar lingkungan, salah satunya dampak kekeringan. Dirinya meminta perusahaan untuk memberikan bantuan air kepada masyarakat di lokasi perusahaan.
“Sekarang kan banyak masyarakat yang terdampak El-Nino ya, sulit mendapatkan air bersih karena sumurnya kering, yang di daerah terdekat dulu lah dibantu,” kata Iwan Setiawan beberapa hari lalu.
Menurutnya, Perusahaan tak hanya memberikan bantuan lewat CSR saja. Akan tetapi, juga memberikan bantuan jika masyarakat sekitar mengalami kesulitan.
“Harus jadi prioritas ke wilayah. Jangan hanya ‘kami sudah mengeluarkan’, padahal datanya ga ada. Ya prioritas masyarakat juga harus jadi pertimbangan, bukan hanya ngasih, tapi harus terus, dan disini masih banyak masyarakat yang perlu dibantu,” tutupnya.
BACA JUGA: Kenapa Warga Bogor Diimbau Biasakan Makan Makanan Selain Nasi?!
Sementara itu, keluhan tidak adanya bantuan dari perusahaan muncul dari Pemerintah Desa (Pemdes) Ciadeg.
Kepala Desa Ciadeg Wahyu Rahayu menuturkan, di wilayahnya terdapat perusahaan air minum PT. CS 2 Pola Sehat. Namun, perusahaan itu diduga tidak memperhatikan warga sekitar.
“Ya perusahaan nya masuk diwilayahnya Desa Ciadeg, Kami meminta permohonan bantuan toren air kapasitas 5 ribu liter air untuk warga desa yang terdampak kekeringan,” ujar Wahyu Rahayu kepada Jabar Ekspres, Jumat (20/10).
Kendati demikian, Pemdes Ciadeg telah mengirimkan surat permohonan sejak tanggal 11 September lalu. Namun, hingga kini belum mendapat tanggapan dari pihak perusahaan.
Padahal, kata Wahyu, ada ribuan KK di Desa Ciadeg yang membutuhkan air bersih, karena sumur warga sudah mengering akibat musim kemarau.
“Kalo yang parah itu sekitar 5 RW, kalo dihitung ada seribu KK lebih,” ucapnya.